Selasa, 23 September 2014

IMUNITAS BAWAAN DAN IMUNITAS DAPATAN


BAB 1
LATAR BELAKANG


1.1             
Sejarah Imunologi
Imunologi berasal dari ilmu kedokteran dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama wabah Athena tahun 430 SM. Thucydides mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat mengobati penyakit tanpa terkena penyakit sekali lagi. dan diteliti oleh Louis Pasteur pada perkembangan vaksinasi dan teori penyakit kuman. Teori Pasteur merupakan perlawanan dari teori penyakit saat itu, seperti teori penyakit miasmaRobert Koch membuktikan teori ini pada tahun 1891, untuk itu ia diberikan hadiah nobel pada tahun 1905. Ia membuktikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab dari penyakit infeksi. Virus dikonfirmasi sebagai patogen manusia pada tahun 1901 dengan penemuan virus demam kuning oleh Walter Reed.  Imunologi membuat perkembangan hebat pada akhir abad ke-19 melalui perkembangan cepat pada penelitian imunitas humoral danimunitas selular. Paul Ehrlich mengusulkan teori rantai-sisi yang menjelaskan spesifisitas reaksi antigen-antibodi. Kontribusinya pada pengertian imunitas humoral diakui dengan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1908, yang bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi selular, Elie Metchnikoff.
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksibakterivirus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme
Artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba. Yang termasuk sel fagosit adalah makrofag, sel dendrit, neutrofil. Sedangkan Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap sel yang rusak, repon ini ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas, bengkak. Tujuan inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh mikroba agar tidak menyebar lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel yang telah rusak oleh mikroba. Dan jenis pertahanan kedua yang terakhir yaitu substansi mikroba.
2.2       Dua jenis Kekebalan Tubuh (Imunitas) yakni,
1.      Kekebalan alami atau non-spesifik (innate immunity) ,
merupakan pertahanan tubuh yang mendasar dan kita miliki semenjak lahir dan bersifat non-spesifik (artinya tidak bersifat khusus terhadap zat asing tertentu). ditujukan untuk menangkal masuknya segala macam zat dari luar yang asing bagi tubuh, yang dapat menimbulkan kerusakan tubuh (penyakit). Contohnya berbagai bakteri, virus, parasit, atau zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.
2.      kekebalan dapatan (acquired immunity) atau Spesifik,
merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk sebagai respon adanya zat asing yang masuk ke dalam tubuh, bersifat spesifik, dan memiliki kemampuan mengingat. misalnya pertahanan fisik (kulit, selaput lendir), kimiawi (enzim, keasaman lambung), mekanik (gerakan usus, rambut getar selaput lendir), fagositosis (penelanan kuman atau zat asing oleh sel darah putih), serta zat komplemen (pelengkap) yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman atau zat asing. Kekebalan ini hanya akan Bereaksi pada kuman atau zat asing yang sudah dikenal, artinya bila jenis kuman atau zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh manusia.
Jadi jika Tubuh kita terasa tidak enak atau sudah ada gejala sakit, Jangan terlalu langsung cepat mengkonsumsi obat-obatan kimia, antibiotic,atau berobat dengan resep dokter,,beri kesempatan pada Tubuh kita dalam hal ini Sistem Imun untuk menyembukan diri sendiri yang tentunya dibarengi dengan istirahat yang cukup dan hindari stress.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritisdiabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting imunologitersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
Menurut Sherwood (2001) sistem imun bawaan atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun, walaupun baru pertama kali terpajan. Respon ini membentuk lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam, termasuk agen infeksi, iritan kimiawi, dan cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau luka bakar termasuk dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu (Baratawidjaya, 2002). Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Imunomodulator adalah adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Fungsinya hanya membantu meningkatkan sistem kekebalan . Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh yang sehat masih mampu untuk menyeimbangkan sistem imun secara otomatis, kecuali jika tubuh telah mengalami keadaan sakit.
Terdapat 2 jenis peran Imunomodulator:
1)      Imuno stimulator atau stimulant, yaitu imunomodulator yang berperan menguatkan sistem imun tubuh
2)      Imuno suppressan, yaitu imunomodulator yang menekan reaksi sistem imun yang berlebihan saat bersaaman diberikan dengan antibiotic.
2.3       Sifat Sistem Imun Bawaan Atau Nonspesifik
1.      Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulang
2.      Umumnya efektif terhadap semua zat asing
3.      Terjadi pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan infeksi
4.      Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepat
5.      Tidak ada memori imunologikal
6.      Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba
2.4       Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Imum Bawaan
1.      Spesies
Perbedaan spesies memiliki perbedaan kerentanan yang jelas terhadap mikroorganisme asing. Misalnya, tikus sangat resisten, sedang manusia sangat rentan terhadap difteri.
2.      Keturunan dan usia
Peranan heriditer yang menentukan resistensi terhadap infeksi terlihat dari studi tuberkolosis pada pasangan kembar. Bila satu dari kembar homozigot menderita tuberkolosis, pasangan lainnya menunjukkan resiko lebih besar untuk juga menderita tuberkolosis dibanding dengan pasangan kembar yang heterozigot. Infeksi sering terjadi lebih berat pada anak usia balita dan binatang muda dibanding usia dewasa. Hal tersebut disebabkan karena sistem imun yang belum matang pada usia muda.
Yang berarti:
Ø  Peran hereditas menentukan resistensi terhadap infeksi
Ø  Usia muda (anak) lebih rentan terkena infeksi karena system imun yang belum matang
Ø  Usia lanjut disertai dengan penurunan resistensi terhadap infeksi

3.      Hormon
Ø  Sebelum pubertas sistem imun pada pria dan wanita sama
Ø  System imun berkembang pada usia dewasa
Ø  Hormon estrogen pada wanita membantu meningkatkan system imun bayi
Ø  Pada diabetes melitus, hipotiroidisme dan disfungsi adrenal ditemukan resistensi yang menurun terhadap infeksi. Sebabnya belum diketahui. Steroid yang merupakan antiinflamsi berefek menurunkan kemampuan fogositosis, tetapi juga menghambat efek tosik endotoksin yang dihasilkan kuman.

4.      Suhu
Kelangsungan hidup banyak jenis mikroorganisme tergantung pada suhu.
Ø  Pada suhu normal beberapa mikroorganisme tidak menginfeksi manusia
Ø  Suhu mempengaruhi tingkat infeksi tergantung karakteristik mikroorganismenya

5.      Faktor nutrisi
Nutrisi yang baik dapat meningkatkan system imun, begitu juga sebaliknya.

6.      Flora normal
Flora normal kulit dapat memproduksi berbagai bahan anti microbial.

7.      Stress
Stress juga dapat mempengaruhi katahanan tubuh menjadi kurang baik.

2.5       Macam Macam Dan Fungsi Dari Pertahanan Humoral dan Seluler Imunitas Bawaan
1)      Pertahanan Fisik/Mekanik
Dalam sistem pertahanan fisik, kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi.  Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko infeksi.
2)      Pertahanan Biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. Asam HCL dalam cairan lambung, lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan menghancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.
Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas
3)      Pertahanan Humoral
Sistem imun nonspesifik ini menggunakan berbagai molekul larut tertentu yang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi lokal, misalnya peptida antimikroba (defensin, katelisidin, dan IFN dengan efek antiviral). Namun juga ada faktor larut lainnya yang diproduksi di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui sirkulasi seperti komplemen dan PFA (Protein Fase Akut).


Pertahanan humoral diperankan oleh komplemen, interferon dan CRP (C Reaktif Protein / protein fase akut), kolektin MBL 9 (Manan Binding Lectin):
a.       Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:
Ø  Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
Ø  Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
Ø  Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi)
b.      Interferon
Ø  Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.
c.       Reactive Protein (CRP)
Ø  Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur.
d.      Kolektin MBL 9 (Manan Binding Lectin)
Ø  Lektin mannose-binding (MBL), juga disebut protein mannose-binding protein atau mannan-binding (MBP), merupakan lektin yang berperan dalam kekebalan bawaan. MBL milik kelas collectins dalam tipe C lektin superfamili, yang fungsinya tampaknya pengenalan pola pada baris pertama pertahanan dalam host pra-imun. MBL mengakui pola karbohidrat, ditemukan pada permukaan sejumlah besar patogen mikro-organisme, termasuk bakteri, virus, protozoa dan jamur. Pengikatan MBL ke mikro-organisme hasil di aktivasi jalur lektin dari sistem komplemen . Fungsi penting lain MBL adalah bahwa molekul ini mengikat pikun dan apoptosis sel dan meningkatkan terperosok keseluruhan, sel apoptosis utuh, serta puing-puing sel oleh fagosit.
2.6       Lapisan pelindung pada imunitas
            Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan lapisan pelindung khusus yang meningkat .Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan virusmemasuki tubuh.Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem imun bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi respon tidak-spesifik. Sistem imun bawaan ditemukan pada semua jenis tumbuhan dan binatang.[2] Namun, jika patogen berhasil melewati respon bawaan, vertebrata memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitu sistem imun adaptif yang diaktivasi oleh respon bawaan. Disini, sistem imun mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah patogen dihabiskan pada bentuk memori imunologikal dan menyebabkan sistem imun adaptif untuk memasang lebih cepat dan serangan yang lebih kuat setiap patogen tersebut ditemukan
2.7       Komponen Imunitas
NO
Sistem Imun Bawaan
Sistem Imun Adaptif / Dapatan
1
Respon tidak spesifik
Respon spesifik patogen dan antigen
2
Eksposur menyebabkan respon maksimal segara
Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal
3
4
Tidak ada memori imunologikal
Eksposur menyebabkan adanya memori imunologikal
5
Ditemukan hampir pada semua bentuk kehidupan
Hanya ditemukan pada Gnathostomata

Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem imun untuk memusnahkan baik molekul sendiri dan non-sendiri. Pada imunologi, molekul sendiri adalah komponen tubuh organisme yang dapat dimusnahkan dari bahan asing oleh sistem imun.[4] Sebaliknya, molekul non-sendiri adalah yang dianggap sebagai molekul asing. Satu kelas dari molekul non-sendiri disebut antigen (kependean dari generator antibodi) dan dianggap sebagai bahan yang menempel pada reseptor imun spesifik dan mendapatkan respon imun.
2.8       Imunitas Adaptif
Imunitas adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respon imun yang lebih kuat dan juga memori imunologikal, yang tiap patogen diingat oleh tanda antigen.[39] Respon imun adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan pengenalan antigen "bukan sendiri" spesifik selama proses disebut presentasi antigen. Spesifisitas antigen menyebabkan generasi respon yang disesuaikan pada patogen atau sel yang terinfeksi patogen. Kemampuan tersebut ditegakan di tubuh oleh "sel memori". Patogen akan menginfeksi tubuh lebih dari sekali, sehingga sel memori tersebut digunakan untuk segera memusnahkannya.
1.      Limfosit
Sel sistem imun adaptif adalah tipe spesial leukosit yang disebut limfositSel B dan sel T adalah tipe utama limfosit yang berasal dari sel punca hematopoietik pada sumsum tulang Sel B ikut serta pada imunitas humoral, sedangkan sel T ikut serta pada respon imun selular.
Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor yang mengenali target spesifil. Sel T mengenali target bukan diri sendiri, seperti patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disampaikan pada kombinasi dengan reseptor "sendiri" yang disebut molekul major histocompatibility complex (MHC). Terdapat dua subtipe utama sel T: sel T pembunuh dan sel T pembantu. Sel T pemnbunuh hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas I MHC, sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas II MHC. Dua mekanisme penyampaian antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T. Yang ketiga, subtipe minor adalah sel T yang mengenali antigen yang tidak melekat pada reseptor MHC  Reseptor antigel sel B adalah molekul antibodi pada permukaan sel B dan mengenali semua patogen tanpa perlu adanya proses antigen. Tiap keturunan sel B memiliki antibodi yang berbeda, sehingga kumpulan resptor antigen sel B yang lengkap melambangkan semua antibodi yang dapat diproduksi oleh tubuh.
2.      Sel T pembunuh
Sel T pembunuh secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing atau abnormal di permukaan mereka. Sel T pembunuh adalah sub-grup dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi dengan virus (dan patogen lainnya), atau merusak dan mematikan patogen.Seperti sel B, tiap tipe sel T mengenali antigen yang berbeda. Sel T pembunuh diaktivasi ketika reseptor sel T mereka melekat pada antigen spesifik pada kompleks dengan reseptor kelas I MHC dari sel lainnya. Pengenalan MHC ini kompleks antigen dibantu oleh co-reseptor pada sel T yang disebut CD8. Sel T lalu berkeliling pada tubuh untuk mencari sel yang reseptor I MHC mengangkat antigen. Ketika sel T yang aktif menghubungi sel lainnya, sitotoksin dikeluarkan yang membentuk pori pada membran plasma sel, membiarkan ion, air dan toksin masuk. Hal ini menyebabkan sel mengalami apoptosis. Sel T pembunuh penting untuk mencegah replikasi virus. Aktivasi sel T dikontrol dan membutuhkan sinyal aktivasi antigen/MHC yang sangat kuat, atau penambahan aktivasi sinyak yang disediakan oleh sel T pembantu.
3.      Sel T pembantu
Sel T pembantu mengatur baik respon imun bawaan dan adaptif dan membantu menentukan tipe respon imun mana yang tubuh akan buat pada patogen khusus. Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung, namun mereka mengontrol respon imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan tugas tersebut.
Sel T pembantu mengekspresikan reseptor sel T yang mengenali antigen melilit pada molekul MHC kelas II. MHC antigen kompleks juga dikenali oleh reseptor sel pembantu CD4 yang merekrut molekul di dalam sel T yang bertanggung jawab untuk aktivasi sel T. Sel T pembantu memiliki hubungan lebih lemah dengan MHC antigen kompleks daripada pengamatan sel T pembunuh, berarti banyak reseptor (sekitar 200-300) pada sel T pembantu yang harus dililit pada MHC antigen untuk mengaktifkan sel pembantu, sementara sel T pembunuh dapat diaktifkan dengan pertempuran molekul MHC antigen. Kativasi sel T pembantu juga membutuhkan durasi pertempuran lebih lama dengan sel yang memiliki antigen. Aktivasi sel T pembantu yang beristirahat menyebabkan dikeluarkanya sitokin yang memperluas aktivitas banyak tipe sel. Sinyak sitokin yang diproduksi oleh sel T pembantu memperbesar fungsi mikrobisidal makrofag dan aktivitas sel T pembunuh. Aktivasi sel T pembantu menyebabkan molekul diekspresikan pada permukaan sel T, seperti CD154), yang menyediakan sinyal stimulasi ekstra yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sel B yang memproduksi antibodi.
4.      Antibodi dan limfosit B
Sel B mengidentifikasi patogen ketika antibodi pada permukaan melekat pada antigen asing. Antigen/antibodi kompleks ini diambil oleh sel B dan diprosesi oleh proteolisis ke peptid. Sel B lalu menampilkan peptid antigenik pada permukaan molekul MHC kelas II. Kombinasi MHC dan antigen menarik sel T pembantu yang cocok, yang melepas limfokin dan mengaktivkan sel B. Sel B yang aktif lalu mulai membagi keturunannya (sel plasma) mengeluarkan jutaan kopi limfa yang mengenali antigen itu. Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan limfa, melilit pada patogen menunjukan antigen dan menandai mereka untuk dihancurkan oleh aktivasi komplemen atau untuk penghancuran oleh fagosit. Antibodi juga dapat menetralisir tantangan secara langsung dengan melilit toksin bakteri atau dengan mengganggu dengan reseptor yang digunakan virus dan bakteri untuk menginfeksi sel.
5.      Imunitas adaptif alternatif
Walaupun molekul klasik sistem imun adaptif (seperti antibodi dan reseptor sel T) ada hanya pada vertebrata berahang, molekul berasal dari limfosit ditemukan pada vertebrata tak berahang primitif, seperti lamprey dan hagfish. Binatang tersebut memproses susunan besar molekul disebut reseptor limfosit variabel yang seperti reseptor antigen vertebrata berahang, diproduksi dari jumlah kecil (satu atau dua) gen. Molekul tersebut dipercaya melilit pada patogen dengan cara yang sama dengan antibodi dan dengan tingkat spesifisitas yang sama.



BAB III
KESIMPULAN

Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal pada manusia untukmengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte immunity merupakan kekebalan non-spesifik. Artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu.
Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:
Ø  Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulang
Ø  Umumnya efektif terhadap semua zat asing
Ø  Terjadi Pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan infeksi
Ø  Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepat
Ø  Tidak ada memori imunologikal
Ø  Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba
Berbagai faktor yang disebut determinan berpengaruh terhadap sistem imun nonspesifik sebagai adalah spesies, keturunan dan usia, hormon, suhu, faktor nutrisi, flora normal dan stress.
Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba.
Imunitas adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respon imun yang lebih kuat dan juga memori imunologikal, yang tiap patogen diingat oleh tanda antigen.[39] Respon imun adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan pengenalan antigen "bukan sendiri" spesifik selama proses disebut presentasi antigen.
Jadi jika Tubuh kita terasa tidak enak atau sudah ada gejala sakit, Jangan terlalu langsung cepat mengkonsumsi obat-obatan kimia, antibiotic,atau berobat dengan resep dokter,,beri kesempatan pada Tubuh kita dalam hal ini Sistem Imun untuk menyembukan diri sendiri yang tentunya dibarengi dengan istirahat yang cukup dan hindari stress. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi.




DAFTAR PUSTAKA


Aggrie Daston 2010. Imunitas Bawaan Dalam Tubuh Manusia.dikeluarkan oleh Bagian Penelitian Kesehatan Hewan .yokyakarta.
Copeland K, Heeney J (1996). "T helper cell activation and human retroviral pathogenesis". Microbiol ITB .Bogor
Muchtaromah,  Bayyinatul. 2012 Kelainan Sistem Imun .Kelainan Sistem Imun diakses pada tanggal 15 Sebtember 2014
Stram Y, Kuzntzova L. (2006). "Inhibition of viruses by RNA interference". Virus Genes 32 IPB jakarta
Wikipedia.Mannan-binding lectin. (Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Mannan binding_lectin , diakses pada tanggal 15 Sebtember 2014


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.