BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunoglobulin
mempunyai 5 kelas Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua
kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan.
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat)
dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul
22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan
2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa
sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan
imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang
dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang
terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain.
Imunoglobulin
atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau
cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam famili
glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari 82-96%
polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik
molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat
antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan
histamin dari sel mast
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam
dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pengertian
Imunoglobulin
Immunoglobulin
atau antibody adalah sekelompok
glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir
semua mamalia. Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang
mempunyai struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18%
karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi
tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara
spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel
mast. Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai
perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen
spesifik dan aktivitas biologik berlainan.
2.2 Fungsi
Sistem Imun
Sistem
imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
1.
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan
berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika
sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau
tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit
2.
Keseimbangan, atau fungsi homeostatik
artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
3.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun
memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel
tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.
2.3 Macam
Macam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem
kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan
kekebalan tubuh spesifik.
1. Sistem kekebalan tubuh non spesifik
Proses
pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama Proses pertahanan tahap pertama ini
bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau
penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya
patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga
pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap
senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial.
Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam
hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga
memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel
berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva)
mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat
meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel
kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama,
maka pertahanan kedua akan aktif.
Proses
pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi
merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen
atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang
rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi
berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah
putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat
gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena
sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing
tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika
yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit
bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan
pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan
bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun
bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian
tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah
ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage),
hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial),
jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil
berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri
pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul
sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan
dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling penting dalam
darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting
dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon
dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat
produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh
pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan
pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2. Sistem kekebalan tubuh spesifik
Pertahanan
spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang diperantarai
antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui
2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B
bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan
antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen
atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel
limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum
penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori.
Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang
kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B
daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B
dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini
menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun
primer.
Suatu saat, jika suatu
individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya,
maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena
limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori
biasanya berumur
panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika
tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka
Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap
antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh
proses respon imun harus diulang dari awal.
2.4 Pertahanan
Spesifik Imunitas Diperantarai Sel
Untuk
respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah
limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh
kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak
bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan
dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang
sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit
T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T
memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika
antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu
mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk
menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu akan
lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin
2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik.
Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel
yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja
mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga
isinya keluar dan mati.
2.5 Jenis
Jenis Antibodi
Antibodi
adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh
Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk
lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE
dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali
muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat
Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat
antigen menyerang.
Antibodi juga dpat
menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan antibodi
pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak.
Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi
juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan
diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada
makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu
sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah
membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA
dapat keluar dari peredaran darah dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA
berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga
berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada
ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk
dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat
dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan
parasit.
Antibodi tidak
menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau
menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme
opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi,
aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek
antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein
komplemen pada bakteri atau virus.
Sistem imun manusia
terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ imun merujuk kepada
sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks dan
sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan
matang dalam sumsum tulang, apabila sistem darah diserang, ia akan memproses
antibodi untuk menentang virus dan bakteria. Sel T dihasil oleh sumsum tulang,
bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak menghasilkan antibodi.
Tugas utamanya adalah: menentang sel yang dijangkiti virus, bakteria dan
kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan normal, tubuh manusia akan
dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya imun berada dalam
paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya
bayi, kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk
melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala organ sistem imun orang tua telah
uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan sistem imun juga menurun.
Sistem kekebalan tubuh
harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan terganggu.Penyebab
gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui dan telah ada sejak
lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena faktor lain,
misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta penyakit ganas
misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormon
kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.
Sebetulnya, tubuh
memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem imun.Kalau imunnya
kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di dalam tubuh, ada
zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh tak berhasil
menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara menormalkan sistem
imun tubuh dari luar dengan imunomodulator.
Imunomodulator adalah
zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi
ke arah normal. Produk imunomodulator berperan menguatkan sistem imun tubuh
(imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno
suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk
imunomodulator kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu
yang memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran.
Setelah diteliti, daun ini punya efek meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang
sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang harus diketahui, imunomodulator adalah
obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Fungsinya pun hanya
membantu meningkatkan kekebalan.
Konsumsi imunomodulator
pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh masih bisa menyeimbangkan
sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan, sama seperti organ tubuh lain,
memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun tubuh baik, gizi pun harus
seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh makanan (energi) juga.
Jadi, makan cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Sama
seperti fungsi organ lain.
2.6 Faktor Yang merendahkan Sistem Imunitas
Sistem
imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah
faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
1)
Cara hidup yang tidak sehat
2)
Kekurangan zat makanan
3)
Pencemaran udara atau alam sekitar
4)
Keletihan
5)
Tekanan dan kerisauan
6)
Kurang bersenaman
7)
Penggunaan antibiotik yang berlebihan
Apabila
sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan. Orang
yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat,
sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan
muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu,
sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
2.7 Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Sistem
Imun
Berikut adalah penyakit
yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan sistem imun:
1)
Penyakit AIDS
Juga
dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana virus
HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut akan
memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak dan berkembang di limfosit
menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Pesakit akan
lemah dan terdedah kepada pelbagai penyakit berjangkit seperti tuberkulosis
pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis, pneumonia, ‘cephalitis’ dan
lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma patogenik yang luar biasa.
2)
Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas
adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri.
Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai
sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh membuat
antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat
gula. Pada myasthenia gravis, sistem imun membuat antibodi yang menyerang
jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan lemah. Pada
demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan kerusakan
jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut lupus,
antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang
menyebar.
3)
Alergi
Alergi,
kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap antigen.
Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2 jenus
yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda.
Reaksi alergi langsung
disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi
IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel
Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak terdapat pada
paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin
dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair.
Reaksi alergi tertunda
disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat makrofag tidak
dapat menelan antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.
Untuk
mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan bakteri, kita
perlu mempunyai syarat tertentu seperti berikut:
1)
Nutrisi Yang Sempurna
Setiap
hidangan mesti mempunyai berbagai zat yang lengkap, tidak memilih makanan,
tidak berlebihan serta meliputi nutrien asas seperti karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, air, fiber, lemak dan sebagainya.
2)
Olah raga Yang Sesuai
Olah
raga dapat meningkatkan ketahanan
asalkanbermasa panjang (15 menitt ke atas), olah raga ini dapat menyalurkan
oksigen yang segar kepada organ dan tisu dalam badan kita. Olah raga merujuk
kepada joging, berenang, berjalan, berbasikal, melompat, yoga dan sebagainya,
yang mana ia dapat menggalakkan peredaran darah, menguatkan fungsi
kardiovaskular dan meningkatkan sistem imun badan.
3)
Sentiasa Gembira dan Bijak Menangani
Tekanan
Tekanan
psikologi dan kegelisahan dalam tempo yang panjang boleh mengganggu sistem
keimunan badan dan tidak baik untuk kesihatan. Apabila otak berada dalam
keadaan tertekan, ia menghasilkan sejenis hormon kortisol. Jika hormon ini
berlebihan, ia memberi kesan yang negatif dan mengganggu sistem keimunan kita.
4)
Pengambilan Nutrisi Yang Mencukupi
Kesibukan
menyebabkan ramai yang menjadikan makanan yang telah diproses sebagai pilihan,
yang mana mempunyai kandungan nutrient yang telah hilang. Nutrien dan sistem
imun mempunyai hubung kait. Oleh itu, adalah penting untuk kita mengambilkan
nutrien yang meningkatkan keimunan kita.
Ø Protein:
Pengambilan protein yang mencukupi dalam pemakanan harian kita amatlah penting
kerana protein adalah nutrien penting yang diperlukan untuk penghasilan
imunoglobulin dan pelbagai antibodi. Ini kerana protein terdiri daripada 22
jenis asid amino yang berlainan, 8 jenis daripadanya ialah keperluan badan
manusia, badan manusia tidak dapat memprosesnya dan harus mengambilnya badan
anda dengan protein yang mencukupi dan berkualiti seperti: daging, ikan, telur
dan kekacang.
Ø Vitamin
dan mineral: Membekalkan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh badan seperti
Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Zink, Besi, Selenium dan sebagainya.
Ø Lingzhi:
Lingzhi mengandungi polisakarida, kompaun triterpene, germanium, protein, unsur
selenium dan sebagainya yang dapat membantu menentang kanser dan melaraskan
sistem imun. Lingzhi kaya dengan germanium yang dapat meningkatkan penyerapan
oksigen dalam darah, mempercepatkan metabolisme dan meningkatkan tahap imun
badan manusia. Kompaun Triterpene ialah organik kompaun semula jadi yang dapat
memperbaiki alergi dan keradangan. Polisakarida yang mengandungi bahan pencegah
kanser dapat mempercepatkan pertumbuhan antibodi, menguatkan sistem imun dan
daya tahan badan untuk membantu mencegah pertumbuhan tumor dan penyakit kanker.
Ø Teh
Hijau: Teh hijau mempunyai kandungan antioksidan seperti Flavonoid dan
catechin. Oleh itu, ia dapat membantu meningkatkan sistem imun kita. Ahli sains
menemui “theanine” di dalam daun teh yang dapat membantu sel imun badan
menentang bakteria dan virus.
Ø Aloe
Vera: Tumbuh di kawasan panas dan kering, aloe vera mempunyai ketahanan
terhadap cuaca yang tinggi. Ia boleh menyejukkan badan dan mengeluarkan toksin,
menyembuhkan keradangan dan menentang bakteria serta meningkatkan daya
ketahanan tubuh. Aloe vera mempunyai pelbagai zat aktif seperti asid amino,
unsur mikro, vitamin dan sebagainya, khasnya unsur germanium dan sebagainya
yang terkandung dalam unsur mikro yang dapat membantu badan mengeluarkan bahan
toksin, memulihkan tisu yang luka dan meningkatkan sistem imun badan dengan
cepat.
2.8 Antibodi - Imunologlobulin
Antibodi didefinisikan sebagai suatu zat cair ( ᵞ- globulin) yang dibuat sebagai
respon terhhadap rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat perlindungan
terhadap organisme tertentu. Antibodi ditentukan di dalam serum, getah bening
dan cairan tubuh lainya. Serum yang mengandung kadar antibodi tinggi sesudah
infeksi atau imunisasi disebut serum imun.
2.9 Sifat-sifat antibodi
Ø Merupakan
suatu protein
Ø Terbentuk
sebagai respon terhadap rangsangan antigen
Ø Bereaksi
khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil reaksinya mudah diamati
Ø Secara
kimiawi molekul antibodi sulit dibedakan dengan gama globulin biasa. Globulin
merupakan suatu campuran yang rumit dari molekul-molekul protein yang mirip
satu sama lain.
Imunoglobulin
Sebagai batas imunoglobulin ialah protein yang berasal dari hewan yang memiliki
aktivitas sebagai antibodi, termasuk juga protein-protein lain yang struktur
kimiawinya mirip dengannya
Imunoglobulin
dibuat oleh elpplasma dan juga oleh linfosit. Imunoglobulin merupakan 20 sampai
25% dari seluruh protein serum. Istilah imunoglobulin bedasarkan konsep
struktural dan kimiawi, sedangkan istilah antibodi berdasarkan konsep biologis
dan fungsional. Semua antibodi merupakan imunoglobulin, tetapi tdak semua
imunoglobulin bersifat sebagai antibodi.
Bedasarkan
ukuranya,kandungan karbonhidrat dan analisis asam aminonya, telah ditetapkan
lima kelompok imunoglobulin yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
2.10 Struktur Imuoglobulin
Imunoglobulin
adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua pasang rantai polipeptida
yang ukurannya berbeda terikat oleh ikatan disulfide (S-S). Rantai pendek
disebut rantai ringan (light = L) dan rantai panjang disebut rantai berat
(heavy = H). Berat molekul rantai L ialah 25.000 sedangkan rantai H 50.000.
Rantai L menempel pada rantai H oleh ikatan disulfide. Kedua rantai H diikat
oleh 1-5 ikatan S-S tergantung jenis kelas immunoglobulin tersebut. Secara
structural dan antigenic rantai H berbeda untuk tiap-tiap kelas.
2.11 Kelas-kelas immunoglobulin
IgG
merupakan bagian terbesar immunoglobulin serum. Berat molekulnya 150.000 dan
angka sedimentasinya 7S. Distribusinya merata pada ruang intravaskuler dan
ekstravaskuler. Waktu paruhnya 23 hari. Bentuknya serupa lingkaran dan
panjangnya 250-300 A°. Konsentrasinya didalam serum normal adalah 5-16 mg/ml.
IgG berperan pada berbagai reaksi imunologis seperti presipitasi, pengikatan
komplemen, netralisasi toksin dan virus.
Ada 4 kelas IgG yang
telah ditemukan yaitu IgG1, IgG2, IgG3, IgG4. Tiap-tiap jenis ini mempunyai
jenis rantai gama yang berbeda yang dapat dibedakan dengan antiserum khusus.
IgA
adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat, merupakan 10%
globulin serum. Kadar normalnya di dalam serum ialah 0,6-4,2 mg/ml. Waktu
paruhnya 6-8 hari. Berat molekulnya 160.000 dengan angka sendimentasi 7S.
Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum, air mata, cairan empedu, air
liur serta secret saluran pencernaan dan hidung. Jumlahnya akan sangat
meningkat pada kasus myeloma multiple. Tidak dapat melewati plasenta. IgA tidak
mengikat komplemen tetapi secara aktif mengubah jalur reaksi complement. IgA
mengikat fagositosit dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
IgA
yang terdapat di dalam secret mengandung unit struktur tambahan yang disebut
bagian transport (T) atau sekretori (S). Bagian T dibuat di dalam sel epitel
kelenjar, usus dan saluran pernafasan. Bagian ini melekat pada molekul IgA
selama pengangkutannya melalui sel. Bagian T mengikatkan dua molekul IgA pada
bagian Fc. Juga dapat ditemukan rantai J pada IgA. Rantai J ini dibuat oleh sel
limfoid.
IgM
Juga disebut sebagai macroglobulin yang merupakan 5%-10% dari seluruh serum
globulin (kadarnya di dalam serum 0,5-2 mg/ml). Waktu paruhnya 10 haril. Berat
molekulnya 900.000-1.000.000 dengan angka sendimentasi 19S. Sebagian besar IgM berada di dalam pembuluh darah
(intravaskuler). Sering ditemukan bentuk polimer dengan rantai J. Bentuknya
merupakan bulatan. IgM terbentuk lebih dini pada respon primer, sedangkan IgG
dibuat lebih belakangan. Waktu paruhnya 5 hari. Tidak dapat melewati plasenta.
IgM lebih efisien bekerja pada reaksi aglutinasi, reaksi sitolisis dan
sitotoksik. Pada septikemia sering ditemukan difisiensi IgM.
IgD
Konsentrasinya di dalam serum ialah 0,03 mg/ml. Sebagian besar berada
intravaskuler. Waktu paruhnya 3 hari. Fungsinya tidak diketahui dengan jelas.
IgE
Merupakan antibody reaginik yang berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe
cepat. Berat molekulnya 190.000 dan angka sedimentasinya 8S. Waktu paruhnya 2
hari. Dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada 56°C selama 1 jam. Mempunyai
afinitas terhadap sel-sel jaringan (terutama mast-cell) pada spesies yang sama.
Menjadi perantara pada reaksi Prausnitz-Kustner. Tidak dapat melewati plasenta
atau mengikat komplemen. Sebagian besar berada intravaskuler. Dalam keadaan
normal, kadarnya di dalam serum sangat kecil. Pada keadaan atopic seperti asma,
demam jerami (hayfever) atau eksim kadarnya akan meningkat, demikian pula pada
anak-anak yang mengidap infeksi cacing.
2.12 Reaksi Antigen Dan Antibodi
Reaksi
Antigen antibody sangat berguna untuk menegakkan diagnosis laboratorium
berbagai penyakit dan untuk mengidentifikasikan mikroorganisme penyebab infeksi
pada survey epidemiologis. Reaksi antigen antibody in vitro disebut reaksi
serologis.
Gambaran
reaksi antigen antibody:
Ø Reaksi
ini bersifat sangat spesifik
Ø Seluruh
molekul bereaksi, bukan hanya fragmennya
Ø Tidak
terjadi denaturasi antigen atau antibody selama terjadinya infeksi
Ø Ikatan
ini terjadi pada permukaan antigen sebab permukaan antigenlah yang bersifat
imunologis.
Ø Ikatan
yang terjadi bersifat kokoh tetapi reversibel. Daya ikatan ini dipengaruhi oleh
sifat afinitas dan aviditas. Afinitas ialah intensitas daya tarik antara
molekul-molekul antigen dan antibody. Aviditas ialah kekuatan ikatan sesudah
terjadi pembentukan kompleks antigen antibody.
Ø Baik
antigen maupun antibody keduanya berperan pada pembentukan aglutinasi atau
presipitasi.
Ø Antigen
dan antibody dapat berikatan dalam proporsi yang beraneka ragam.
Ø Perbandingan
efisiensi kelas-kelas Imunoglobulin pada berbagai jenis reaksi serologis
Ø Reaksi
IgG
IgM IgA Presipitasi Kuat
Lemah Variabel Aglutinasi Lemah
Kuat Sedang Pengikatan
komplemen Lemah Kuat
Negatif Lisis Lemah Kuat
Negatif
2.13 Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu
:
Ø Meningkatkan
antigen secara spesifik
Ø Memulai
reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
Ø Membantu
imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah seperti
bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
Ø Memberi
aktifitas antibody dalam karena
gamaglobulin mengandung sebagian besar antibodyàjaringan serum
Ø Mengikat
dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen tersebut kurang
memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor sekunder.
Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi komplemen, di
samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau mastosit dalam
reaksi hipersensitivitas tipe segera
2.14 Struktur Imunoglobulin
Struktur
dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat
molekul 55.000 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap
rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua
rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai
daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari
hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan
ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5
kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai
D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai
2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E
masing-masing 5 domain.
Rantai
dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian
H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai
dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen
(antigen binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain
disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan
asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki
sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan,
misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada permukaan sel
makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi
sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim
pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil
terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat
kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik
determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab
yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang
mempunyai 2 tempat pengikatan antigen
2.15 Variabilitas Antibody
Immunoglobulin
merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen. Heterogenitas ini disebabkan
oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan
mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini selanjutnya menimbulkan
variabilitas dalam determinan antigenik Ig.
Keragaman
antibodi tergantung pada :
Ø Segmen
gen V, D dan J multiple.
Ø Hubungan
kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap
segmen D dan Segmen J
Ø Kombinasi
acak rantai L dan H yang berbeda Mutasi somatic
Ø Keragaman
junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama penyusunan
kembali dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino dalam regio
hipervariabel
Ø Keragaman
intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung menyisipkan
kelompok kecil nukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan D – J (
keragaman regio N ).
Variabilitas
antibodi dapat digolongkan berdasarkan :
1.
Variasi Isotip
Pada
manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas Immunoglobulin.
Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu Ig A, Ig D, Ig
E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa sub kelas
seperti Ig G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H – chain
yang terdapat pada berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu
orang maka bagian tersebut dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga
berlaku bagi bagian konstan L – chain kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada
semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada semua orang.
2.
Variasi Alotip
Determinant
antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga berbeda dengan
yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut varian Alotip.
Contohnya ; golongan darah rhesus.
3.
Variasi Idotip
Adalah
determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding site. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama dan diproduksi
oleh individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip yang sama.
Idiotip inilah yang membedakan satu molekul imunoglobulin dengan molekul
imunoglobulin yang lain dalam alotip yang sama. Variasi idiotip adalah
karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
2.16 Klasifikasi imunoglobulin
Ø Ada
lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
Ø Perbedaan
antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai beratnya.
Perbedaan ini disebut: Isotip.
Ø Rantai
berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai Alfa,
IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
Ø Struktur
dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing dibentuk dari
kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat) gugusan
serupa itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut.
Ø Kemampuan
suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung pada suatu
tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu sekuens
asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan dari
konfigurasi antigen.
Ø Sekuens
ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-sendiri dan
ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan dan berat
disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian yang mempunyai
asam amino yang lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini disebut daerah
hiper variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen.
Ø Bagian
lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain.
Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun,
baik pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini
menentukan aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut
2.17 Imunoglobulin Secara Rantai Panjang
Imunoglobulin
sebagai rantai panjang tiap kelas
mempunyai berat molekul,masa paruh, dan aktivitas biologic yang berbeda.
1.
Immunoglobulin G ( IgG )
Merupakan
antibodi dominan pada reaksi skunder dan menyusn pertahanan yang penting
melawan bakteri dan virus. IgG merupakan satu- satunya antibody yang dapat
melintasi plasenta. Oleh karena itu merupakan immunoglobulin yang palinyg di
temukan pada bayi yang baru lahir. IgG mempunyai struktur dasar immunoglobulin
yang terdiri dari dua rantai berta H dan dua rantai ringan L. IgG rantai berat
H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu imonoglobulin ioni
mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka disebut bivalen.
IgG
manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar
150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah immunoglobulin.
IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai perbedaan yang tidak
banyak dengan perbandingan jumlah sebagai berikut :
Ø IgG1
dengan jumlah 40-70%
Ø IgG2
dengan jumlah 4-20%
Ø Igg3
dengan jumlah 4-8%
Ø IgG4
dengan jumlah 2-6%
masa
paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh
satu minggu. Kemampuan meningkat komplemen setiap subkelas juga tidak sama seperti IgG3> IgG1 > igG2 >
IgG4.sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur klasik tetapi
melalui jalur internal.
2.
Immunoglobulin M ( IgGn M )
Antibodi berukuran paling besar mrupakan
immunoglobulin yang dproduksi pada awal respon imunitas primer igN terdapat
pada semua permukaan sel B yang belum aktif dan tersusun atas lima unit L2 (
masing masing hamper sama IgG) dan satu molekul rantai J (joining) berat
molekul 900.000 yang mempunyai total selurpuluh tempat pengikatan antigen yang
identik oleh karena itu disebut bervalensi 10. Merupakan immunoglobulin yang
paling efisien dalam proses aglutinasi dan reksi antigen – antibody lainya
serta penting juga dalam pertahanan melawan bakteri dan virus. Menunjukan
afinitas yang rendah terhadap antigena dengan determinan tunggal (hapten) IgM
merupakan 10% dari seluruh jumlah immunoglobulin dengan koefisien sedimen 19 S
dan berat molekul 850.000-1000.000. molekul ini mempunyai 12% dari beratnya
karbohidrat.
Antibidi
IgM adalah antibody yany pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen
dan antibody yangt utama pada golongan darah secara utama.
3.
Immunoglobulin A ( IgA )
Immunoglobulin
dengan rantai berat Alfa, terdapat pada cairan tubuh dan permukaan organ
sekresi, konsentrasi tinggi pada mukosa saluran pernapasan dan pencernaan
(saluran yang sering terpapar mikroorganisme) dan juga terdapat pada air mata,
kolostrum dan susu ibu. IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap
invasi mikroorganisme Merupakan kelas Ig kedua terbanyak dalam serum dan juga merupakan imunoglubulin utam pda
hasil sekresi misalnya susu, saliva dan air mata serta sekresi traktus
respiratorius ,intestinal dan genital.
Fungsi
immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan bakteri dan virus.
Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu system imun bayi yang baru
lahir.membatasi absorbs antigen yang berasal dari makanan. Tiap molekul IgA
(berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2 dan satu molekul yang
terdiri atas rantai J dan component sekresi.
4.
Immunoglobulin D (IgD)
IgD
merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding dengan
immunoglobulin lain. Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3 – 50 µg per mil
serum. Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan IgM
monomer dan berperan dalam diferensiasi sel B. Aktifitas biologik
molekul-molekul IgE umumnya tidak jelas, tapi kadang-kadang aktifitasnya
berhubungan dengan IgD, contohnya terhadap penicillin, toksin diftei dan
autoantibody tertentu. IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada
serum tali pusat.
5.
Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin
yang bertanggung jawab terhadap reaksi hipersensifitas, diantaranya reaksi
atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien
akibat hipersensitifitas, misalnya: asma, bronchiale, renitis, eksem, dll. IgE
dibentuk secara lambat, berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif terikat
dengan sel khusus, sehingga tak berkeliling mencari antigen, tapi menunggu
antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari IgE adalah nanogram/ml. Mengandung
2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat epsilon. Berat
molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap. IgE terdapat dalam
serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-kira 10 ng/dl-1. IgE
terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi dengan antigen akan memacu
mast cell untuk mengeluarkan histamine dan heparin.
2.18 Imunoglobulin Secara Rantai Pendek
Antibodi Imun
(Immunoglobulin) Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar antigen
tertentu dan bersifat spesifik artinya antibodi ini akan aktif jika ada antigen
yang merangsang pembentukannya sifat fisika-kimianya yang dipakai untuk
mengklasifikasi antibodi sebagai berikut
Ø Kelarutannya
dalam garam dan solvens
Ø Mobilitas
elektroforesis
Ø Besar
molekul
Ø Sedimentasi
dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun
menurt hubungan reaksinya dengan antigen
Ø Antitoksin
Ø Aglutinin
Ø Presipitin
Ø Lisin
Ø Opsonin
Ø Antibodi
pelindung
Ø Antibodi
pengikat komplemen
Ø Ab
“Blocking” dan “non-presipitating”
Antibodi Alamiah Adalah
antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan golongan darah. Misalnya:
Ø Golongan
darah A mempunyai antibodi B
Ø Golongan
darah B mempunyai antibodi A
Ø Golongan
darah AB mempunyai antibodi O
Ø Golongan
darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB
Antibodi Monoklonal
Adalah antibodi yang spesifik terhadap
satu macam epitop. Dalam pembuatan antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan
cara in vitro dan in vivo. Secara in vitro antibodi monoclonal diproduksi
dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel limfa, kemudian di biakan pada
mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator 37 ºC mengandung CO2 5%,
sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi dinokulasikan pada ruang
peritioned pada mencit, kemudian cairan asites diisolasikan dan dimurnikan
sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan antibodi monoclonal
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Imunoglobilin
merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam serum atau zat cair
yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai struktur dasar sama
terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun
klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni : Immunoglobulin
sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek. Imunoglobulin
sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
Immunoglobulin A
Immunoglobulin E
Immunoglobulin M
Immunogloblulin D
Immunoglobulin G
Sedangkan sebagai
rantai pendeknya antara lain:
Antibodi imun
AntibodiPoliklonal
Antibodi Monoklonal
Antibodi Alamiah
Keimunan badan kita mempunyai hubungan
rapat dengan cara hidup dan pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan
nutrien yang mencukupi dan sesuai, sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk
berkualiti seperti Phyto Greens, Jus Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh
Hijau dapat meningkatkan daya ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus
dan bakteri, oleh itu, adalah amat penting untuk memastikan sistem imun kita
berfungsi dengan baik supaya dapat mempertahankan badan dan melawan dari
berbagai penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Andini.mahdi ,2013.sistem imun pada imunologi
kedokteran.widya medika .jakarta
Bambang
muhammad,indaka sari 2011. Buku ajar imunologi .fakultas kedokteran universitas
syah kuala . Darussalam Banda Aceh
Guide,Suide,MD,(2013).Mikrobiologi
Dasar Ed.3.Jakarta: Binarupa Aksara
Ishimoto
H, Yanagihara K, Araki N, et al. (2013). "Single-cell observation of
phagocytosis by human blood dendritic cells". Jpn. J. Infect Dis
Tambayong,Jan,dr,(2011).Mikrobiologi
Untuk Keperawatan.Jakarta: Widya Medika http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
.