Selasa, 05 Agustus 2014

SULFONAMID

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Pendahuluan
Siapa menyangka bahwa obat antibakteri pertama di dunia ternyata berasal darisenyawa yang mulanya digunakan sebagai zat pewarna? Pada tahun 1932, Gerhard Domagk menemukan bahwa sebuah zat pewarna merah ternyata mampu melindungi tikus dan kelinciterhadap dosis letal stafilokokus. Zat tersebut adalah Prontosil yang merupakan turunan darisulfanilamid ( p- aminobenzenesulphonamide ) yang telah berhasil disintesis oleh seorang ahlikimia, Paul Gelmo pada 1908. Royston M Roberts dalam bukunya Serendipity memasukkankisah penemuan sulfanamid sebagai salah satu ketidaksengajaan dalam penemuan bidangsains.Diketahui kemudian ternyata Prontosil dimetabolisme di dalam tubuh menjadisulfanilamid ( para-aminophenylsulfonamide ) , sebuah molekul yang lebih sederhana dan tak  berwarna. Ternyata molekul Prontosil terdiri dari dua bagian, triaminobenzen, yang memberiwarna merah, dan p-aminobenzen sulfonamid, yang kemudian dikenal dengan namasulfanilamid, yang merupakan komponen aktif yang memiliki efek terapeutik.
Penggunaan obat sulfa sangat pesat pada masa Perang Dunia kedua.Pada saat itu,setiap prajurit Amerika dilengkapi kotak P3K yang berisi bubuk sulfa dan perban untuk merawat luka. Mereka diajari untuk menaburkan bubuk sulfa segera pada setiap luka terbukauntuk mencegah infeksi. Seperti diungkap Domagk pada pidato Nobelnya, tentara Amerikakehilangan 8,25 % dari prajurit yang terluka hingga meninggal dunia pada Perang Dunia pertama. Setelah sulfonamid digunakan pada Perang Dunia kedua, hanya 4,5 % yangmeninggal akibat luka. Kisah sukses sulfonamid antara lain dalam perannya melawan meningitis epidemica , hasil penelitian menunjukkan bahwa 90 - 95% pasien yang menderita\ meningitis epidemica dapat pulih dengan pemberian oral sulfonamid. Pada tentara Amerika, jumlah kasus fatal prajurit yang menderita meningitis epidemica turun dari 39,2 % padaPerang Dunia pertama menjadi 3% pada Perang Dunia kedua karena peran sulfonamid.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pembahasan Sulfonamid
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). Penggunaan sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiuotik. Pertengahan tahun 1970 penemuankegunaan sedian kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu Sulfonamid merupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yangsama, yaitu H2N-C6H4-SO2 NHR dan R adalah bermacam-macam substituen. Pada prinsipnya, senyawa-senyawa ini digunakan untuk menghadapi berbagai infeksi.Namun, setelah ditemukan zat-zat antibiotika, sejak tahun 1980an indikasi dan penggunaannya semakin bekurang.
Meskipun demikian, dari sudut sejarah, senyawa-senyawa ini penting karena merupakan kelompok obat pertama yang digunakan secara efektif terhadap infeksi bakteriSelain sebagai kemoterapeutika, senyawa-senyawa sulfonamide juga digunakan sebagai diuretika dan antiodiabetika oral. Perkembangan sejarah, padatahun 1935, Domank telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, brontosilrubrum, bersifat bakterisidin vivo tetapi inektif in vitro . Ternyata zat ini dalam tubuh dipecah menjadi sulfanilamide yang juga aktif  in vitro. Berdasarkan penemuan ini kemudian disintesa sulfapiridin yaitu obat pertama yang digunakan secara sistemisuntuk pengobatan radang paru (1937).
Dalam waktu singkat obat ini diganti oleh sulfathiazole (Cobazol) yang kurang toksik (1939), disusul pula oleh sulfaniazine , sulfmetoksazole, dan turunan-turunan lainnya yang lebih aman lagi. Setelah diintroduksi derivate-derivat yang sukar resorbsinya dari usus (sulfaguanidin danlain-lain), akhirnya disintesa sulfa dengan efek panjang, antara lain sulfa dimetoksil (Madribon), sulfametoksipiridazine (Laderkyn), dan sulfalen Sulfonamida bersifat amfoter, artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai
Sulfonamide berbentuk Kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air,tetapi garam natriumnya mudah larut rumus dasarya adalah :
http://htmlimg2.scribdassets.com/f0ioufmtc11vney/images/3-09a2cc0f38.jpg
Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya anti bakteri sulfonamid Sulfonamid mempunyai spectrum antibakteri yang luas, meskipun kurangkuat dibandingkan dengan antibiotik dan strain mikroba yang resisten semakin meningkat. Golongan obat ini umumnya hanya bersifat bakteriostatik, namun padakadar yang tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisid
2.1.2    Mekanisme Aksi
Struktur dari Sulfonamid mirip dengan p-aminobenzoic acid (PABA) yang merupakan prekursor DHF. Mekanisme kerja dari sulfonamide adalah sebagai substrat palsu dimana sulfonamide berkompetisi dengan PABA pada sintesisDHF . Karenanya efeknya berupa bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan dan replikasi bakteri. Bakteri memerlukan PABA (p-aminobenzoicacid) untuk membentuk asamfolat yang digunakan untuk sitesis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat kompetitif PABA Sulfonamide, berkompetisi dengan PABA Dihidropteroat sintetase Asam dihidrofolat Trimetropim Dihidrofolat reduktase Asam tetrahidrofolat Purin DNA
Mekanisme kerjanya berdasarkan sintesis dihidro folat dalam bakteri dengan cara antagonisme saingan dengan PABA. Banyak jenis bakteri membutuhkan asam folat untuk membangun asam-asam intinya DNA dan RNA. Asam folat ini dibentuknya sendiri dari bahan pangkal PABA (para-aminobenzoicacid) yangterdapat dimana-mana dalam tubuh manusia. Rumus PABA menyerupai rumus dasar sulfonamide. Bakteri keliru menggunakan sulfa sebagai bahan untuk mensintesaasam folatnya, sehingga DNA / RNA tidak terbentuk lagi sehingga pertumbuhan bakteri terhenti.Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfonamide karena mamalia dan beberapa bakteri tidak membuatasam folat sendiri, tetapi menerimanya dalam bentuk jadi yaitu dalam bentuk makanan, sehingga tidak mengalami gangguan pada metabolismenya. Dalam nanahterdapat banyak PABA, sehingga efek sulfonamide dihambat oleh adanya nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam mediayang mengandung basa purin dan timidin.
2.1.3    Hubungan Strukrur dan Aktivitas
Sulfonamida adalah senyawa organik yang mengandung SO dan NH sulfonamidemerupakan analog structural asam para amino benzeneacid yang sangat pentinguntuk sintesis asam folat pada bakteri
a)      Guguss amino primer aromatis (NH2) sangat penting untuk aktvitas, jika gugus ini tersubstitusi maka sulfonamid tidak aktif.
b)      Cincin benzene di ganti senyawa tidak aktif 
c)      Substitusi pada cincin Benzene menurunkan aktif SO2-C6H4-(P) NH2
d)     tetap aktif CONH-C6H4-(p)NH2 atau CO-C6H4-(p)NH2 aktivitas turun


2.1.4    Sulfonamid Sebagai Produk Tunggal dan Kombinasi
Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap enzim dihidropteroate sintetase (DHPS). Dengan dihambatnya enzim DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri.
Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asam folat, di mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan selserta sintesis DNA dan protein.Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit Neiserria meningitis.
2.1.5    Kombinasi Dengan Trimetropim
Senyawa yang memperlihatkan efek sinergistik paling kuat bila digunakan besama sulfonamide ialah trimetropim. Senyawa ini merupakan senyawa penghambat enzim dihidrofolat reduktase yang kuat dan selektif. Enzim ini berfungsi mereduksi asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat, jadi pemberian sulfonamid bersama trimetropim menyebabkan hambatan berangkai dalam reaksi pembentukan asam tetrahidrofolat Kontrimoksazole adalah suatu kombinasi dari sulfonametoksazol + trimetoprim dalam perbandingan 5:1 (400 : 80 mg). yang terakhir adalah suatu obat malaria dengan spectrum kerja antibakteri yang mirip sulfa dan efektif terhadap sebagian besar kuman Gram-positif dan Gram-negatif. Walaupun kedua komponen masing-masing hanya bersifat bakteriostatik, kombinasinya berkhasiat bakterisid terhadap bakteri yang sama juga terhadap Salmonella ,proteus, dan H. influenza.
Pada umumnya kombinasi dari sulfonamide + trometoprim memperkuat khasiatnya (potensial) serta menurunkan resiko resistensi dengan kuat. Kombinasi trimertoprim dan sulfa lain dengan sifat-sifat dan penggunaan sama dengan kontrimoksazole adalah
1.      Supristol = sulfamoxol 200 mg + trimetoprim 40 mg
2.      Kelfprim = sulfalen 200 mg + trimetoprim 250 mg
3.      Lidatrim = sulfametrol 400 mg + trimetoprim 80 mg
Mekanisme kerjanya berdasarkan teori sequential blockade dari Hitchings (1966), yakni bila dua obat bekerja terhadap dua titik berturut-turut dari suatu prosesenzim bakteri, maka efeknya adalah potensial. Keuntungan penting lain darikombinasi ini adalah timbulnya resistensi lebih lambat dari pada komponen-komponennya sendiri. Hal ini adalah jelas, karena bakteri yang menjadi resistenuntuk salah satu komponen masih dapat dimusnahkan oleh yang lain.
2.1.6    Pemakaian
1.      Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol
2.      Antidiabetikum : Nadisa, Restinon.
3.      Desibfektan saluran air kencing : Thidiour
4.      Diuretikum : Diamox

2.1.7    Sifat – sifat
1.      Bersifat ampoter, karena itu sukar di pindahkan dengan acara pengocokan yang digunakan dalam analisa organik.
2.      Mudah larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin

2.1.8    Kelarutan
1.      Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin.
2.      Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter.
3.      Larut baik dalam aseton.
4.      Sulfa – sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer.
5.      Sulfa – sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH.
6.      Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl atau HNO3.
Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO). Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa : H2N – C6H4 – COOH
2.1.9    Mekanisme Kerja
Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam folat yang di gunakan untuk sintesis purin dan asam nukleat. Sulfonamid merupakan penghambat kompetitif PABA. Efek antibakteri sulfonamide di hambat oleh adanya darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin.
Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfanamid karena menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak mensintesis sendiri senyawa tersebut). Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA di gantikan oleh sulfonamide, maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak fungsional.


2.1.10  Farmakokinetik
A.   Absorpsi
Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus. Kira-kira 70-100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan dapat di temukan dalam urin 30 menit setelah pemberian. Absorpsi terutama terjadi pada usus halus, tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui lambung.
B.    Distribusi
Semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh, karenaitu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-80 % kadar dalam darah.
C.   Metabolisme
Dalam tubuh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi. Hasil inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas obat.
D.   Ekskresi
Hampir semua di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil maupun bentuk bebas. Masa paruh sulfonamide tergantung pada keadaan fungsi ginjal. Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja, empedu, dan air susu ibu.
2.1.11  Klasifikasi Sediaan
Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamide dibagi menjadi:
1.      Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain : sulfadiazine dan sulfisoksazol.
2.      Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dank arena itu kerjanya dalam lumen usus, antara lain : ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin.
3.      Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topical antara lain : sulfasetamid, mefenid, dan Ag-sulfadiazin.
4.      Sulfonamid dengan masa kerja panjang, seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat dan eksresinya lambat.
2.1.12  Efek samping
        Efek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien yang mendapat sulfonamide. Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal. Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi, gangguan system hematopoetik, dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal.
2.1.13  Interaksi obat
Sulfonamid dapat berinteraksi dengan antikoagulan oral, anti diabetik sulfonylurea dan fenitoin. Penggunaan sulfonamide sebagai obat pilihan pertama dan untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu makin terdesak oleh perkembangan obat antimikroba lain yang lebih efektif serta meningkatkan jumlah mikroba yang resisten terhadap sulfa. Namun peranannya meningkat kembali dengan di temukannya kotrimoksazol. Penggunaan topical tidak dianjurkan karena kurang / tidak efektif, sedangkan risiko terjaadinya reaksi sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local daro Na-sulfasetamid pada infeksi mata.
2.1.14  Disinfektan Saluran Kemih
Desinfektan saluran kemih atau yang biasa di sebut Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram negative. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih dari 100.000 kuman dalam 1 ml urine.
Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh lebih banyak wanita dari pada pria menderita ISK bagian bawah, dengan perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia 60 tahun. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga kandung kemih mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum, khususnya pada basil- basil E.coli. Pada pria disamping uretranya lebih panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga memiliki sifat – sifat bakterisid sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman-kuman patogen.
Sebagai kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam suasana alkalis maka sulfa-sulfa akan menghablur dalam saluran air kecing, hal ini akan menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan. Tapi tidak semua sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya sudah alkalis, maka kristal urea dapat dihindari. Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida.
Berbagai obat antimikroba tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi sistemik yang berasal dari saluran kemih karena bioavailabilitasnya dalam plasma tidak mencukupi. Untuk infeksi akut saluran kemih disertai tanda-tanda sistemik seperti demam, menggigil, hipotensi dan lain-lain, obat antiseptic saluran kemih tidak dapat digunakan karena pada keadaan tersebut diperlukan obat dengan kadar efektif dalam plasma. Sementara menunggu hasil laboratorium, dapt diberikan obat golongan aminoglikosid misalnya gentamisin, atau sulfonamide, kotrimoksazol, ampisilin, sefalosporin, fluorokuinolon. Dengan pemberikan selama 5-10 hari, biasanya infeksi akut dapat diredakan dan selanjutnya diberikan antiseptic saluran kemih sebagai pengobatan profilaksis atau supresif.
2.1.15  Preventif Infeksi Saluran Kemih
     Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut:
1.      Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
2.      Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
3.      Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
4.      Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
5.      Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.
2.1.16  Sulfonamid yang hanya diabsorsi sedikit oleh saluran cerna
a)      Sulfasalazin
Obat ini digunakan untuk pengobatan kolitis ulseratif dan enteritis regional dan remotoid artritis. Sulfasalazin dalam usus diuraikan menjadi sulfapiridin yang diabsorpsi dan ekskresi melalui urin,dan 5-aminosalisilat yang mempunyai efek antiinflamasi. Reaksi toksik yang terjadi antara lain Heinz body anemia, hemolisis akut pada pasien defisiensi G6PD , dan agranulositosis. Mual,demam dan artralgia serta ruam kulit terjadi pada 20 % pasien dan desensitisasi dapat mengurangi angka kejadian. Dosis awal ialah 0,5 g sehari yang ditingkatkan sampai 2-6 g sehari. Sulfasalazin tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan bentuk suspense 50 mg/ml.
b)     Suksinilsulfatiazol Dan Ftalilsulfatiazol
Dalam kolon,kedua sulfa ini dihidrolisis oleh bakteri usus menjadi sulfatiazol yang berkhasiat antibakteri dan hampir tidak diabsorpsi oleh usus.Kedua obat ini tidak lagi dianjurkan penggunaannya karena tebukti tidak efektif untuk enteritis.
2.1.17  Sulfonamid untuk Penggunaan Topikal
a)      Sulfasetamid
Natrium sulfasetamid digunakan secara topical untuk infeksi mata.Kadar tinggi dalam larutan 30% tidak mengiritasi jaringan mata,karena pHnya netral (7,4),dan bersifat bakterisid.Obat ini dapat menembus kedalam cairan dan jaringan mata mencapai kadar yang tinggi sehingga sangat baik untuk kongjungtivitis akut maupun kronik. Meskipun jarang menimbulkan reaksi sentisitisasi,obat ini tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif terhadap sulfonamid.
Obat ini tersedia dalam bentuk salep mata 10% atau tetes mata 30%.Pada infeksi kronik diberikan 1-2 tetes setiap 2 jam untuk infeksi yang berat atau 3-4 kali sehari untuk penyakit kronik.
b)     Ag-Sulfadiazin (Sulfadiazin-Perak)
In vitro obat ini menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur termasuk spesies yang telah resisten terhadap sulfonamid. Ag-sulfadiazin digunakan untuk mengurangi jumlah koloni mikroba dan mencegah infeksi luka bakar. Obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan luka yang besar dan dalam.Ag dilepaskan secara perlahan sampai mencapai kadar toksik yang selektif untuk mikroba.Namun mikroba dapat menjadi resistin terhadap obat ini.Ag hanya sedikit diserap tetapi sulfadiazin dapa mancapai kadar terapi bila permukaan yang diolesi cukup luas.Walaupun jarang terjadi,efek samping dapat timbul dalam bentuk rasa terbakar,gatal dan erupsi kulit.Ag-sulfadiazin merupakan obat pilihan untuk pencegahan infeksi pada luka bakar.Obat ini tersedia dalam bentuk krim (10 mg/g) yang diberikan 1-2 kali sehari.
c)      Mafenid
Mafenid (Mafenid Asetat) mengandung alfa-amino-p-toluen sulfonamide,digunakan secara topikal dalam bentuk krim (85 mg/g) untuk mengurangi jumlah koloni bakteri dan mencegah infeksi luka bakar oleh mikroba gram positif dan gram negatif.Obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan luka infeksi yang dalam.Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi oleh kandida.Pemberian kim 1-2 kali sehari dengan ketebalan 1-2 mm pada permukaan luka bakar.Sebelum pemberian obat,luka harus di bersihkan.Pengobatan di anjurkan sampai dilakukan pencangkokan kulit.
Mafenid cepat diabsorbsi melalui permukaan luka bakar,kadar puncak tercapai daalm 2-4 jam setelah pemberian.Efek samping berupa nyeri pada tempat pemberian,reaksi alergi dan kekeringan jaringan karena luka tidak dibalut dan metabolit obat menghambat enzim karbonat anhidrase.Urin dapat menjadi alkalis dan dapat terjadi asidosis metabolik yang berakibat sesak nafas dan hiperventilasi.
2.1.18  Sulfonamid Dengan Masa Kerja Panjang
A)    Sulfadoksin
Sulfadoksin adalah sulfonamid dengan masa kerja 7-9 hari.Obat ini digunakan dalam bentuk kombinasi tetap dengan pirimetamin (500 mg sulfadoksin dan 25 mg pirimetamin) untuk pencegahan dan pengobatan malaria akibat P.falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Namun karena efek samping hebat seperti gejala Steven-Johnson yang kadang-kadang sampai menimbulkan kematian, obat hanya digunakan untuk pencegahan bila risiko resistensi malaria cukup tinggi. Kombinasi ini juga digunakan untuk pencegahan pneumonia (Pneumocystis carinii syndrome) pada pasien AIDS ( acquired immuno deficiency syndrome ), meskipun penggunaannya belum luas dan efek sampingnya mungkin hebat.
2.1.19  Efek Samping
Efek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien yang mendapat sulfonamide. Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal. Karena itu pemakaiannya harus hati-hati. Bila mulai terlihat adanya gejala reaksi toksik atau sensitisasi, pemakaiannya secepat mungkin dihentikan. Mereka yang pernah menunjukan reaksi tersebut,untuk seterusnya tidak boleh diberi sulfonamid.
2.1.20  Gangguan Sistem Hematopoetik
Anemia hemolitik akut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau karena defisiensi aktivitas G6PD.Sulfadiazin jarang menimbulkan reaksi ini (0,05 %).Agranulositosis terjdi pada sekitar 0,1 % pasien yang mendapatkan sulfadiazine.Kebanyakan pasien sembuh kembali dalam beberapa minggu atau bulan setelah pemberiann sulfonamid dihentikan. Anemia aplastik, sangat jarang terjadi dan dapat bersifat fatal.Hal ini diduga berdasarkan efek mielotoksik langsung.
Trombositopenia berat,jarang terjadi pada pemakain sulfonamid. Trombositopenia ringan selintas lebih sering terjadi.Mekanisme terjadinya tidak diketahui. Eosinifilia,dapat terjadi dan bersifat reversibel.Kadang-kadang disertai dengan gejala hipersensivitas terhadap sulfonamid. Pada pasien dengan gangguan sumsum tulang pasien AIDS atau yang mendapat kemoterapi dengan mielosupreasan sering menimbulkan hambatan sumsum tulang yang bersifat reversibel.
2.1.21  Gangguan Saluran Kemih
Pemakaian sistemik dapat meimbulkan komplikasi pada saluran kemih,meskipun sekarang jarang terjadi karena telah banyak ditemukan sulfa yang lebih mudah larut seperti sulfisoksazol.Penyebab utama ialah pembentukan dan penumpukan kristal dalam ginjal, kaliks, pelvis, ureter atau kandug kemih, yang menyebabkan iritasi dan obstruksi. Anuria dan kematian dapat terjadi tanpa kristaluria atau hematuria; pada otopsi ditemukan nekrosis tubular dan angiitis nerkotikans.
Bahaya kristaluria dapat dikurangi dengan membasakan (alkalinisasi)urin atau minum air yang banyak sehingga produksi urin mencapai 1000-1500 ml sehari. Kombinasi beberapa jenis sulfa dapat pula mengurangi terjadinya kristaluria seperti telah diterangkan diatas. presipitasi sulfadiazin atau sulfamerazin tidak akan terjadi pada pH urin 7,15 atau lebih.
2.1.22  Reaksi Alergi
Gambaran hipersensitivitas pada kulit dan mukosa bervariasi, berupa kelainan morbiliform, skarlantitform , urtikariform, erispeloid, pemifigoid, purpura, petekia, juga timbul eritema nodosum,eritema multiformis tipe Stevens-Johnson,sindrom Behcet,dermatitis eksfoliativ dan fotosensitivitas.Kontak dermatitis sekarang jarang terjadi. Gejala umumnya timbul setelah minggu pertama pengobatan tetapi mungkin lebih dini pada pasien yang telah tersensitisasi. Kekerapan terjadinya reaksi kulit 1,5% dengan sulfadiazin dan 2% dengan sulfisoksazol.Suatu sindrom yang menyerupai penyakit serum (serum sickness)dapat terjadi beberapa hari setelah pengobatan dengan sulfonamide. Hipersensitivitas sistemik divus kadang-kadang pula terjadi. Sensitivitas hilang dapat terjadi antara bermacam-macam sulfa.
Demam obat terjadi pada pemakaian sulfonamid dan mungkin juga disebabkan oleh sentsitisasi ; terjada pada 3% kasus yang mendapat sulfitoksazol. Timbulnya demam tiba-tiba padahari ke tujuh sampai pada ke sepuluh pengobatan, dan dapat disertai sakit kepala, menggigil, rasa lemah, pruritus, dan erupsi kulit, yang semuanya bersifat refersibel. Demam obat ini perlu dibedakan dari demam yang menandai reaksi toksik berat misalnya agranulositosis dan anemia hemolitik akut.
Hepatitis yang terjadi pada 0,1 % pasien dapat merupakan efak tiksik atau akibat sensitisasi. Tanda-tanda seperti sakit kepala, mual, muntah, demam, hepatomegali, ikterus, dan gangguan sel hati tampak 3-5 hari setalah pangobatan, dapat berlanjut menjadi atrofi kuning akut dan kematian. Kerusakan pada hepar dapat memburuk walaupun obat dihentikan.
2.1.23  Contoh-contoh sulfonamida antara lain:
1.      Sulfacetamida (N-[(4-aminofenil)sulfonil]-asetamida);
2.      Sulfadiazin
3.      Sulfadimetoksin  (4-amino-N-(2,6-dimetoksi-4-pirimidinil)benzenesulfonamida)
4.      Sulfadimidin ( =sulfametazin:  4-amino-N-(4,6-dimetil-2-pirimidinil)benzenesulfonamida);
5.      Sulfaguanidin(4-amino-N-(aminoiminometil)benzenesulfonamide);
6.      Sulfametizol (4-amino-N-(5-metil-1,3,4-tiadiazol-2-il)benzenesulphonamide);
7.      Sulfametoksazol (4-amino-N-(5-metil-3-isoxazolil)benzenesulfonamida);
8.      sulfatiazol(4-amino-N-2-tiazolilbenzenesulfonamida); dan sebagainya.












BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
1.      Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK).
2.      Klasifikasi Sediaan sulfonamide. Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamide dibagi menjadi:
a)      Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain : sulfadiazine dan sulfisoksazol
b)      Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dank arena itu kerjanya dalam lumen usus, antara lain : ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin.
c)      Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topical antara lain : sulfasetamid, mefenid, dan Ag-sulfadiazin.
d)     Sulfonamid dengan masa kerja panjang, seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat dan eksresinya lambat.
3.      Efek samping yang terjadi kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi, gangguan system hematopoetik, dan gangguan pada saluran kemih.
4.      Desinfektan saluran kemih atau yang biasa di sebut Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram negative.










DAFTAR PUSTAKA

American Medical Association. Drug Evaluations Annual 1995. P. 1689.
Chambers HF. Antimycobacterial drugs. In: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9thed.Singapore: McGraw-Hill;2004.p.782-791.
Petri WA. Jr. Chemotherapy of tuberculosis, Mycobacterium avium complex disease, and leprosy. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, eds. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th ed. New York; McGraw-Hill;2006.p.1203-23.
WHO/CDC/TB/2003,313. Treatment of tuberculosis; guidelines for national programmes, 3th edition. Revision approved by STAG, June 2004.
Ganiswara. 1995. “ Farmakologi dan Terapi”. Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.
Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.
Ummu dzakwan FARMASI. Dalam blog ummu dzakwan FARMASI dengan judul KEMOTERAPEUTIKA. diakses pada 3 juli 2014  









                                                                                                                            
Read More ->>

Kerja obat anti protozoa dan Fungsi Kekurangan dan kelebihan Vitamin

PEMBAHASAN ANTI PROTOZOA

1.1       Antiprotozoa
1.1.1    Trypanosoma
Penyakit surra disebabkan oleh parasit sejenis protozoa, yaitu Trypanosoma certain.Binatang bersel tunggal ini hidup di dalam sel darah merah sapi dan memakan gula darah (glukosa) yang terdapat di darah.Gangguan yang ditimbulkan protozoa itu bukan hanya hilangnya gula darah pada sapi melainkan juga adanya racun tripanotoksin. Racun ini diproduksi oleh protozoa tersebut dan akan menimbulkan gangguan dengan gejala-gejala tersebut di atas. Parasit penyebab surra dapat berjangkit dari sapi satu ke sapi lain lewat perantaraan gigitan lalat temak Tabanus, caplak, kutu, dan nyamuk Anopheles. Mauxgah Ancaman Penyakit.
Penggunaan insektisida untuk membasmi lalat (sebagai vektor).Obat trypanocidal yang sudah digunakan untuk mengobati penyakit Surra di berbagai  negara adalah: suramin, diminazene, isomedium, quinapyramine dan cymelarsan. Diminazen telah berhasil baik untuk pengobatan Surra pada sapi dan kerbau di India, Vietnam, Thailand dan Indonesia. Isomedium dipakai di Malaysia dan Vietnam. Beberapa penelitian melaporkan adanya resistensi obat terhadap beberapa strain Tripanosoma di Vietnam. Sampai saat ini ternyata hanya Suramin yang efektif untuk pengendalian Surra, karena tidak menimbulkan resistensi dan mempunyai efek residual selama tiga bulan sehingga dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengendalian (Martindah, 2012).
A.    Melarsoprol
1)      Arsenic organic yang menghambat enzim sulfhidril
2)      Dapat menembus BBB (pilihan utama untuk penyakit tidur Afrika)
3)      Aplikasi:parenteral
4)      Efek samping: reaktif ensefalopati fatal
B.     Nifurtimox
1)      Derivate nitrofurazone
2)      Menghambat trypanothione reductase
3)      Obat pilihan utama untuk American trypanosomiasis, mucocutaneus leishmaniasis
4)      Efek samping: alergi, iritasi GIT, gangguan SSP

C.    Suramin
1)      Senyawa polianionik
2)      Obat pilihan utama untuk stadium hemolimfatik awal African Trypanosomiasis
3)      Obat alternative untuk Ivermectin pada tx onchocercosis
4)      Aplikasi: parenteral
5)      Efek samping:  skin rash, gangguan GIT, komplikasi neurologis (Suryawati, 2013).
1.1.2    Toxoplasma
Toxoplasmosis  merupakan salah satu penyakit yang umum menyerang hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing. Penyakit ini merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh parasit dengan nama toxoplasma gondii. Tingkat keparahan dari penyakit ini tergantung dari jumlah parasit yang menginfeksi anjing.
Penyebab toxoplasmosis pada anjing: penyebab utama kejadian toxoplasmosis pada anjing adalah Toxoplasma Gondii. Anjing kesayangan anda dapat terinfeksi penyakit toxoplasma bisa lewat tanah yang mengandung toxoplasma atau dari pencemaran oleh feses kucing.Anjing yang diberi makan daging mentah ataupun dimasak setengah matang memiliki resiko yang besar terinfeksi penyakit ini.
Pengobatan Toxoplasmosis Pada Anjing: klindamisin atau kombinasi dari sulfadiazine dan pirimetamin dapat digunakan untuk mengobati toksoplasmosis diobati. Dalam kasus toxoplasmosis yang parah , perawatan ini mungkin tidak berhasil. Kasus yang parah dari toksoplasmosis pada anjing bisa diobati dengan diaminodiphenylsulfone, atovaquon klindamisin
Farmakokinetik:Klindamisin diserap hampir lengkap pada pemberiaan oral.Adanya makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorpsi obat ini.Klindamisin palmitat yang digunakan sebagai preparat oral pediiatrik, tidak aktif secara in vitro. Tetapi setelah mengalami hidrolisis akan dibebakan klindamisin yang aktif. Klindamisin didistribusi dengan baik, ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali CSS walaupun sedang terjadi meningitis.Dapat menembus sawar uri dengan baik.Kira-kira 90% klindamisin dalam serum terikat dengan albumin.Hanya sekitar 10% klindamisin diekskresi dalam bentuk asal melalui urin.Sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam feses.Sebagian besar obat dimetabolisme menjadi N-demetilklindamisin dan klindamisin sulfoksid untuk selanjutnya diekskresi melalui urin dan empedu.
Farmakokinetik:Pemberian: Kebanaykan obat sulfa diabsorpsi secara baik setelah pemberian oral. Karena resiko sensitasi sulfa biasanya tidak diberikan secara topikal.
Distribusi: Gol. Sulfa didistribusikan ke seluruh cairan tubuh dan penetrasinya baik ke dalam cairan serebrospinal.Obat ini juga dapat melewati sawar plasenta dan masuk ke dalam ASI.Sulfa berikatan dengan albumin serum dalam sirkulasi.
Metabolisme: Sulfa diasetilasi pada N4, terutama di hati. Produknya tanpa aktivitas antimikroba, tetapi masih bersifat potensial toksik pada PH netral atau asam yang menyebabkan kristaluria dan karena itu, dapat menimbulkan kerusakan ginjal.
Ekskresi: Eliminasi sulfa yaitu melalui filtrasi glomerulus.
1.1.3    Leucositozoonosis
Leucositozoonosis merupakan peyakit asal protozoa pada ayam dan berbagai jenis unggas lainnya.Protozoa tersebut menyerang sel-sel darah dan jaringan veseral.Penyakit ini sering ditemukan pada daerah yang mempunyai ekologi yang cocok untuk kehidupan hospes invertebrata, meliputi lalat hitam, serangga penggigit bersayap dua, dan insekta lainnya. Kejadian
Leucositozoonosis cenderung bersifat musiman yang berhubungan erat dengan peningkatan populasi vektor serangga, terutama pada pergantian musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.lalat hitam (Simulium sp.) biasanya berkembang biak pada air yang mengalir dan mencari makan pada siang hari, sehingga penyakit tersebut banyak ditemukan pada daerah yang cocok untuk kehidupan vektor serangga tersebut. Sebaliknya, serangga penggigit bersayap dua (Culicoides sp.) berkembanga biak di dalam lumpur atau kotoran ayam dan menggigit pada malam hari.
Pengobatan: Tindakan pengendalian yang paling efektif adalah menekan atau mengeliminasi vektor biologik (insekta).Pengendalian larva lalat hitam dapat dlakukan dengan pemberian 2 % granul celatom.
Pemberian insektisida secara spray di dalam kandang dapat menekan populasi vektor serangga, namun harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah keracunan pada ayam.
pengobatan terhadap leucocytozoon tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada kasus yang bersifat akut dapat diberikan sulfamonodimetoksin atau sulfaquinoksalin.
1.1.4    Koksidia
Coccidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Isospora, yang juga dikenal dengan nama Coccidia,yang termasuk dalam filum Apicomplexa. Parasit inimenginfeksi saluran cerna.Siklus hidupnya adalah di selepitel usus.Gejala klinis yang ditimbulkannya berupa diareberdarah, namun dalam beberapa kasus tidak menunjukkangejala klinis (asymptomatis).
Jenis obat yang paling sering digunakan untuk mengobati coccidiosis adalah antibiotik tipe sulfa yang diberikan selama 10-14 hari.Re-infeksi adalah hal sangat mungkin terjadi, untuk itu desinfeksi lingkungan harus dilakukan.Desinfeksi lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan klorin pemutih yang diencerkan (1 cup diencerkan dalam 1 liter air). Untuk meminimalkan resiko penularan, sanitasi yang baik dengan cara membuang kotoran anjing setiap hari sangat dianjurkan. Di klinik kami, proses pembersihan dilakukan dengan cara membersihkan kandang secara manual dan dengan menggunakan alat steam & pressure untuk kandang dan lantai ruangan.
1.1.5        Trichomonas
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Pengobatan dengan cara oral seperti metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari.
DosisTrikomoniasis: Pasangan seksual dan penderita dianjurkan menerima pengobatan yang sama dalam waktu bersamaan. Dewasa : Untuk pengobatan 1 hari : 2 g 1 kali atau 1 gram 2 kali sehari. Untuk pengobatan 7 hari : 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut. Farmakologi
Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai secara sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada penggunaan dengan 250 mg peroral. ;Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses hati , paru-paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak (blood- brain barrier) ;Ikatan protein : < 20% ;Metabolisme : Hepatik (30%-60%);  eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain : 6-8 jam, terjadi perpanjangan pada kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam;Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam;Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah): feses (6% hingga 15%)
1.1.6        Amuba
Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang tercemar, kemudian masuk terlelan dan menetap di usus, yang dapat menimbulkan infeksi pada usus. Anti amuba adalah obat-obatan yang digunakan untuk mencegah penyakit yang diakibatan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang disebut entamoeba hystolytika (disentri amuba)
1.1.7        Penggolongan Obat
1)      Obat amuba kontak : yang meliputi senyawa metronidazol dan tinidazol, dengan jenis antibiotik tetrasiklin dan aminoglikosida
2)      Obat amuba jaringan : yang terdiri dari senyawa nitro-mikonazol
Farmakokinetik :Pola ADME
Absorpsi : Absorbsi metronidazol berlangsung dengan baik sesudah pemakaian oral. Satu jam setelah pemberian dosis tunggal 500 mg per oral diperoleh kadar plasma kira-kira 10 µg/mL. Umumnya untuk kebanyakan protozoa dan bakteri yang sensitive, rata-rata diperlukan kadar tidak lebih dari 8 µg/ml. Konsentrasi plasma maksimum muncul saat setelah dilakuakan penyuntikan secara intravena. Waktu paruh obat saat pemberian secara intravena ditetapkan sekitar 7,3 jam ± 1  jam. Konsentrasi yang dicapai secara sistemik setelah  penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada  penggunaan dengan 250 mg peroral (Baxter, 2013).
Distribusi: Metronidazol didistribusikan secara luas dalam jaringan tubuh dan cairan. Ini berdifusi menembus blood-brain barrier, menembus plasenta, dan muncul dalam air liur serta air susu ibu dalam konsentrasi yang setara dengan yang ditemukan dalam plasma (Baxter, 2013).
Metabolisme: Dosis oral atau intravena dari metronidazol sebagian dimetabolisme di hati melalui ikatan rantai samping oksidasi dan pembentukan glukuronat. Hasil dari metabolisme oksidaso adalah 1 - (2-hidroksietil) -2 -hidroksimetil-5-nitroimidazole (hidroksi metabolit), yang memiliki aktivitas antibakteri dan terdeteksi terdapat dalam plasma dan urin, dan 2-metil-5-nitroimidazole-1-asam asetat (asam metabolit), yang tidak ada aktivitas antibakteri dan tidak terdeteksi dalam plasma, tetapi diekskresikan dalam urin. Metabolit utama, 2-hydroksimetil metronidazol memiliki aktivitas antiprotozoa secara in vitro (Baxter, 2013).
Ekskresi: Obat ini diekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan  bentuk metabolit hasil oksidasi dan glukuronidasi. Urin mungkin berwarna coklat kemerahan karena mengandung  pigmen tak dikenal yang berasal dari obat. Metronidazol juga disekresi melalui feses, air liur, air susu, cairan vagina, dan cairan seminal dalam kadar rendah (Syarif, Amir dkk. 2011)
Waktu paruh Waktu paruh metronidazol berkisar antara 8-10 jam.Waktu  paruh menjadi lebih lama pada neonatus. Pada beberapa kasus terjadi kegagalan karena rendahnya kadar sistemik. Ini mungkin dapat disebabkan oleh absorbs yang buruk atau metabolism yang terlalu cepat (Syarif, Amir dkk. 2011).
FarmakodinamikMetronidazol terutama digunakan untuk amubiasis, trikomoniasis, dan infeksi bakteri anaerob.Metronidazol efektif untuk amubiasis intestinal maupun ektraintestinal.Namun, efeknya lebih jelas pada jaringan, sebab sebagian besar metronidazol mengalami penyerapan di usus halus.Untuk amubiasis intestinal dianjurkan pemberian amubisid intestinal lain setelah pemberian metronodazol. Pada abses hati, dosis yang digunakan sama besar dengan dosis yang digunakan untuk disentri amuba, bahkan dengan dosis yang lebih kecil telah diperoleh respons yang baik. Meskipun metronidazol efektif untuk abses hati, namun aspirasi abses tetap diperlukan. Untuk pembawa (carrier ) amuba, efektifitasnya paling rendah. Selain untuk amubiasis dan trikomoniasis, metronidazol juga diindikasikan untuk drakunkuliasis sebagai alternative niridazol dan untuk giardiasis. Metronidazol digunakan untuk profilaksis  pascabedah daerah abdomen, infeksi pelvic, dan pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh  B. fragilis. Untuk maksud ini metronidazol digunakan untuk obat pilihan utama.

1.1.8        Plasmodium
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang merupakan golongan plasmodium.Media utama yang menjadi penyebar penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina.Nyamuk ini terinfeksi oleh parasit plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah terinfeksi parasit tersebut. Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu mingguan hingga waktu makan selajutnya.
Ayam hutan, dan ayam piaraan di Asia Selatan, Asia Tenggara, Indonesia dan burung gallinaceus (“ gallinaceus birth” ) juga dapat terserang, ditularkan oleh vektor  biologi Nyamuk (Aedes, Culex dan anopheles).
1.1.9        Sarcocystis
Sarkosporodiosis adalah suato penyakit asal protozoa yang sering ditemukan pada itik, reptile, dan mamalia.penyakit ini disebabkan oleh protozoa golongan genus Sarcocystis.Family Sarcocyistidae.Sarkosporodiosis pada itik terutama disebabkan oleh Sarcocystic rileyi dan pada ayam disebabkan oleh Sarcocystis horwathi.
Pengobatan sarkosporodiosis tidak umum dilakukan pada unggas.Beberapa ahli melaporkan bahwa kalium yodida, sulfadimetoksin, amprolium, dan obat antimalaria dapat dipergunakan untuk mengobati sarkosporodiosis pada berbagai jenis hewan dengan derajat kebersihan yang bervariasi.
1.1.10    Haemoproteus
Haemoproteus columbae merupakan parasit intrasel, protozoa, parasit hemotropic yang menginfeksi sel darah merah burung.Merpati merupakan hospes definitive dari Haemoproteus columbae.Hospes perantaranya adalah lalat Hippoboscid dan nyamuk Cullicoides.Merpati terinfeksi oleh gigitan hospes perantara.Sporozoit masuk ke dalam darah dan masuk ke dalam sel endothelial pada pembuluh darah.Di dalam sel endotel terjadi reproduksi aseksual.
PengobatanPengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat anti malaria seperti Quinine.Primaquinethis tidak dapat menyembuhkan tetapi hanya menekan infeksi dan meringankan gejala.Chloroquine yang dikombinasikan dengan triple-sulfa dapat memberikan kesembuhan.Pencegahan dapat dilakukan dengan menekan populasi vektor (Weisman, 2007).

1.1.11    Entamoeba
Amoebiasis adalah suatu keadaan terdapatnya Entamoeba histolytica dengan atau tanpa manifestasi klinik, dan disebut sebagai penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease).Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan Dysentery amoeba, penyebarannya kosmopolitan banyak dijumpai pada daerah tropis dan subtropics terutama pada daerah yang sosio ekonomi lemah dan hugiene sanitasinya jelek.
Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalatdan kecoak gan orang yang menyajikan makanan (food handler)yang menderita sebagai "carrier", sayur-sayuran yang dipupuk dengan tinja manusiadan selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia. Bukti-bukti tidaklangsung tetapi jelas menunjukkan bahwa air merupakan perantara penularan.Sumber air minum yang terkontaminasi pada tinja yang berisi kista atau secara tidaksengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan dengan tangki kotoranatau parit.
Pencegahan penyakit amoebiasis terutama ditujukan kepada kebersihanperorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental hygiene).Kebersihan perorangan antara lain adalah mencuci tangan dengan bersih sesudahmencuci anus dan sebelum makan. Kebersihan lingkungan meliputi: memasak airminum, mencuci sayuran sampai bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buangair besar dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk, menutupdengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalatdan lipas, membuang sampah ditempat sampah yang ditutup untuk menghindarilalat.
PengobatanEmetin Hidroklorida, obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Pemberian emetin ini hanyaefektif bila diberikan secara parenteral karena pada pemberian secara oralabsorpsinya tidak sempurna.Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap ototjantung.Dosis maksimum untuk orang dewasa adalah 65 mg sehari. Lamapengobatan 4 sampai 6 hari.Pada orang tua dan orang yang sakit berat, dosis harus dikurangi.Pemberianemetin tidak dianjurkan pada wanita hamil, pada penderita dengan gangguanjantung dan ginjal.Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetindan dapat diberikan secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberikanselama 4–6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati(amoebiasis hati).
Klorokuin, obat ini merupakan amoebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentukek samping dan efek toksiknya bersifat ringan antara lain, mual,muntah, diare, sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu.
Anti Biotik, Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisidngaruhi flora usus.Peromomisin bekerja langsung pada amoeba.Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, diberikan secaraterbagi.
Nitraomidazol),metronidazol merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk bentuk kista. Efek samping ringan, antara lain, mual, muntah danpusing.Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3 hari berturut-turutdan diberikan secara terbagi.
1.1.12    Babesia
PenyebabBabesia sp. adalah organisme protozoa yang eritro parasitisis, menyebabkan anemia pada inang.Hidup parasit pada hewan peliharaan, seperti sapi, kuda, domba, kucing, anjing, binatang liar seperti rubah, rusa dan binatang mengerat.Tungau hewan-hewan tersebet menularkan parasit kepada manusia melalui gigitan tungau.
PencegahanMenghindari kontak/digigit dengan tungau.Misalnya menggunakan obat insektisida gosok. Beberapa jam setelah digigit tungau terjadi penularan babesia hingga seorang yang curiga digigit tick, harus segera memeriksa bagian tubuhnya yang digigit, untuk mengambil/menemukan tick.Menyaring donor darah dari penderita babesiosis yang parasitemia rendah, seperti melakukan pemeriksaan zat anti untuk menghindari penularan melalui transfuse darah.
PengobatanObat spesifik untuk babesiosis, gabungan clindamycin dan quinine, terutama bila pengobatan dengan chloroquine kurang berhasil.Azithromycine boleh diberikan sendiri atau digabung dengan quinine. Pentamidine bias diberikan gabungan dengan trimatokzazole.Pada anemi berat diberikan pengobatan tukar darah.Cuci darah (dialisa) bila penderita mengalami gagal ginjal.


PEMBAHASAN
Hipervitaminiosis ,Defesiensi Vitamin ,Farmakokinetik dan Farmakodinamik

2.1       Vitamin A
a)      Farmakodinamik
Vitamin A dosis kecil tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang berarti sebaliknya  pemberian dosis besar vitamin A menimbulkan keracunan.Vitamin A diperlukan untuk proses biokimiawi, diperlukan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dan meningkatkan integritas jaringan mukosa dan epitel.


b)     Farmakokinetik
Vitamin A diabsorbsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam, tetapi absorbsi dosis besar vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui tinja. Lama kerjanya tidak diketahui.Karena vitamin A disimpan di hati,maka vitamin A mungkin dapat tersedia bagi tubuh selama berhari-hari,berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Pemberian vitamin A bersama vitamin E nampaknya dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hiprvitaminosis
c)      Indikasi
1.      Untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
2.      Pada masa hamil dan laktasi dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin A.
3.      Tambahan vitamin A juga diperlukan untuk pasien steatore, obstruksi biliaris, sirosis hepatis, setelah gastrektomi total dan pada penyakit infeksi yang disertai peningkatan ekskresi vitamin A oleh urin seperti pada nefritis bertahun.
4.      Untuk pasien buta senja
5.      Pemberian bersama vitamin E dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A
6.      Vitamin A digunakan untuk pengobatan penyakit kulit seperti, akne, psoriasis dan iktiosis

d)     Akibat Kelebihan Vitamin A

Kelebihan vitamin A bisa terjadi.Jika gejala diatas sudah dapat dilihat adanya pada anak, orang dewasa, dan ibu hamil.Maka akibatnya pun pasti ada.sepertirisiko bayi lahir cacat, memicu pertumbuhan kanker, kerapuhan tulang atau osteoporosis, kerusakan limpa dan hati. Akan dibahas pada artikel ini dari akibat-akibat tersebut.
e)      Risiko Bayi Lahir Cacat
Bayi resiko lahir cacat akibat kelebihan vitamin A dapat terjadi. Jika sang ibu ini mengkonsumsi vitamin A berlebihan maka efek yang ditimbulkan adalah kecacatan pada bayi. Kecacatan pada bayi ini bisa berupa sumbing palatum, gangguan jantung, kelainan saluran kemih pada bayi nantinya setelah lahir. Bahkan pada kasus lain bisa menimbulkan keguguran. Untuk itu disarankan ibu hamil mengkonsumsi vitamin A alami dari buah dan sayur agar menurunkan resiko bayi lahir cacat.
f)       Memicu Pertumbuhan Kanker
Ternyata vitamin A yang dikonsumsi berlebihan dapat juga memicu pertumbuhan kanker.Sebenarnya konsumsi vitamin A ini dapat mencegah kanker jika berkecukupan.Namun jika berlebih dapat sebaliknya.Karena vitamin A sendiri disimpan di hati. Jika berlebihan maka akan merusak kinerja organ hati pada manusia. Di Negara maju seperti Amerika Serikat saja konsumsi vitamin A sangat dianjurkan hanya 500 sampai 1500 mikrogram.Kanker yang muncul diakibatkan oleh konsumsi vitamin A berlebih ini adalah kanker prostat.

g)      Kerapuhan Tulang atau Osteoporosis

Apakah benar hal ini bisa terjadi.Tentu.Peneliti telah meniliti ternyata kelebihan vitamin A yang kita konsumsi sehari-hari.Kelebihan vitamin A ini ternyata memicu aktivitas osteoclast yaitu sel yang menguraikan tulang.Ternyata vitamin A ini juga berlawanan dengan sistem kerja vitamin D yang berfungsi untuk pembentukan tulang.Hal ini sangat jarang ditemukan di Indonesia.Tapi banyak sekali di Negara maju. Sehingga konsumsi vitamin A mereka melebih 1500 mikrogram perhari atau hingga 3000 mikrogram dan memunculkan kelainan pada tulang pada saat pertumbuhan atau menginjak usia manula.
h)     Kerusakan Limpa dan Hati
Hal ini cukup jelas.Karena vitamin A ini ditimbun dalam hati dengan artian tidak larut dalam air.Hati berfungsi sebagai pengolah retinol yang berarti vitamin dalam tubuh sudah berlebih vitamin A. Jika dibebani dengan tambahan vitamin A ini maka kinerja hati pun bisa rusak untuk jangka lama.Untuk itu vitamin A ini dikonsumsi langsung berupa beta karoten agar mengolahnya dalam tubuh dapat diminimalkan resikonya.
i)        Defesiensi Vitamin A
Dalam populasi kurang gizi, asupan rendah umum vitamin A dan seng meningkatkan resiko kekurangan vitamin A dan menyebabkan beberapa peristiwa fisiologis.Karena fungsi yang unik dari kelompok retinil adalah penyerapan cahaya dalam protein retinylidene, salah satu manifestasi awal dan spesifik defisiensi vitamin A adalah gangguan penglihatan, terutama di cahaya berkurang - kebutaan malam.Kekurangan Persistent menimbulkan serangkaian perubahan, yang paling buruk dari yang terjadi di mata.Beberapa perubahan okular lainnya disebut sebagai xerophthalmia.
Pertama ada kekeringan pada konjungtiva (xerosis) sebagai lacrimalis normal dan mensekresi lendir epitel digantikan oleh epitel keratin.Ini diikuti dengan build-up dari puing-puing keratin dalam plak buram kecil (bintik-bintik Bitot) dan, akhirnya, erosi permukaan kornea kasar dengan pelunakan dan perusakan kornea (keratomalacia) dan kebutaan total. Perubahan lain termasuk gangguan imunitas, hypokeratosis (benjolan putih pada folikel rambut), keratosis pilaris dan metaplasia epitel skuamosa yang melapisi saluran pernapasan atas dan kandung kemih ke epitel keratin. Dengan hubungan ke kedokteran gigi, kekurangan vitamin A menyebabkan enamel hipoplasia.
2.2  Vitamin D
a)      Farmakodinamik
Vitamin D berefek meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat melalui usus halus, sehingga menjamin kebutuhan kalsium dan fosfat yang cukup untuk tulang.Vitamin D bekerja langsung dan tidak langsung pada sel yang berperan dalam remodeling tulang.Vitamin juga mengurangi ekskresi Ca2+ melalui ginjal.
b)     Farmakokinetik
Absorbsi vitamin D melalui saluran cerna cukup baik.Vtamin D3 diabsorbsi lebih cepat dan lebih sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung empedu an saluran cerna seperti steatore akan mengganggu absorbs vitamin D.
c)      Indikasi
Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.


d)     Defisiensi Vitamin D
Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang.Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang.

e)      Hipervitaminiosis
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.

2.3  Vitamin E
a)      Farmakodinamik Obat
Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi kerusakan membrane biologis akibat radikal bebas.Vitamin E melindungi asam lemak tak jenuh pada membrane fosfolipid.Radikal peroksil bereaksi 1000 kali lebih cepat dengan vitamin E daripada dengan asam lemak tak jenuh dan membentuk radikal tokoferoksil. Radikal ini selanjutnya   berinteraksi dengan antioksidan yang lain seperti vitamin C yang akan membentuk kembali   tokoferol. Vitamin E juga penting untuk  melindungi  membrane sel darah merah  yang   kaya   asam lemak tak jenuh ganda dari kerusakan akibat oksidasi. Vitamin ini berperan dalam melindungi lipoprotein dari LDL teroksidasi dalam sirkulasi. LDL teroksidasi  ini  memegang      peranan penting dalam menyebabkan aterosklerosis. Selain efek antioksidan, vitamin E juga berperan mengatur proliferasi sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan vasodilatasi dan menghambat baik aktivasi trombosit maupun adhesi lekosit. Vitamin E juga melindungi &beta;-karoten dari oksidasi (Dewoto 2007).
b)     Farmakokinetik Obat
Vitamin E diabsorpsi baik melalui saluran pencernaan.Beta-lipoprotein mengikat vitamin E dalam darah dan mendistribusikan ke semua jaringan. Kadar plasma sangat    bervariasi diantara individu normal, dan berfluktuasi tergantung  kadar lipid. Rasio vitamin   E terhadap lipid total dalam plasma digunakan untuk memperkirakan status vitamin E. Nilai di bawah 0,8 mg/g menunjukkan keadaan defisiensi. Pada umumnya kadar tokoferol  plasma   lebih berhubungan dengan asupan dan gangguan absorpsi  lemak  pada  usus  halus daripada   ada tidaknya penyakit. Vitamin E sukar melalui sawar plasenta sehingga bayi baru lahir   hanya mempunyai kadar tokoferol plasma kurang lebih seperlima dari kadar tokoferol    plasma ibunya. ASI mengandung &alpha;-tokoferol yang cukup bagi bayi. Ekskresi vitamin   sebagian besar dilakukan dalam empedu  secara  lambat dan sisanya diekskresi  melalui   urin   sebagai glukoronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).

c)      Indikasi
Pemberian vitamin E hanya diindikasikan pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat sari kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hydrogen peroksida. Hal ini dapat terjadi pada bayi premature, pada pasien dengan sindrom   malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak, Penggunaan   vitamin E untuk  penyakit yang  mirip dengan  keadaan yang  timbul akibat defisiensi vitamin E seperti distrofia otot, abortus habitualis, sterilitas, dan toxemia gravidarum hasilnya mengecewakan (Dewoto 2007).

d)     Kelebihan Vitamin E
Penyakit akibat kelebihan vitamin E tentu juga ada seperti halnya penyakit yang ditimbulkan akibat konsumsi kelebihan vitamin yang lain. Kelebihan vitamin E dapat memicu penyakit pada tulang atau yang sering disebut osteoporosis.Karena semakin populernya suplemen vitamin E, maka sejumlah ilmuwan asal Inggris meneliti dampak buruk akibat konsumsi suplemen vitamin E yang tidak terkontrol. Diketahui dengan terjadinya konsumsi berlebihan akan memicu efek alfa-tokoferol berlebihan sehingga menyebabkan kekuatan tulang menjadi menurun. Bisa menyebabkan kekeroposan tulang.
Bahkan bisa terjadi pembengkakan seperti pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah.Bisa menyebabkan pendarahan dan kematian akibat pendarahan tersebut.Selain itu, kelebihan vitamin E dapat menimbulkan sakit kepala dan mual, penglihatan kabur, perut kembung dan diare.Walaupun untuk kasus penyakit yang ditimbulkan cenderung sangat jarang, namun Anda tetap harus lebih waspada terhadap konsumsi vitamin E yang belebihan.Kadang kasus tersebut dijumpai saat seseorang belum pernah mengkonsumsi suplemen vitamin sebelumnya. Sehingga saat tubuh menerima suplemen vitamin dalam jumlah yang besar, tubuh menjadi tidak stabil untuk mencerna vitamin itu sehingga timbul penyakit-penyakit efek samping yang terjadi
e)      Kekurangan Vitamin E
Jika asupan vitamin E kurang pada tubuh maka sel darah merah mudah rusak kemudian terbelah.Pada keadaan ini terjadi kerusakan pada sistem otot dan syaraf. Nantinya orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam berjalan. Serta terjadinya nyeri pada otot betis.Bahkan jika kekurangan vitamin E ini cukup besar dan berkelanjutan, dapat berpotensi memicu adanya kanker baru dalam tubuh yang menyerang paru-paru, saluran pencernaan, dan payudara.
Bagaimana jika terjadi pada bayi dan anak-anak?Penyakit pada bayi juga banyak yang disebabkan kekurangan vitamin E. Apalagi pada bayi prematur yang memang memiliki cadangan vitamin E yang sedikit. Sehingga pada bayi prematur yang kekurangan vitamin E dalam tubuhnya akan mengalami gangguan penglihatan. Pada anak yang memiliki usia yang lebih besar, kekurangan vitamin E ini akan menimbulkan penyakit seperti kelainan saraf, refleks menurun, gangguan penyerapan di usus, dan lemahnya otot.
2.3.1        Vitamin K
a)      Farmakodinamik
Pada orang dewasa vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada pasien defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintetis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin.
b)     Farmakokinetik.
Absorpsi vitamin K melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.Absorpsi filokuinon dan menakuinon hanya berlangsung baik bila terdapat garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsopsi walaupun tidak ada empedu.Metabolisme vitamin K didalam tubuh tidak banyak diketahui.Pada empedu dan urin hampir tidak ditemukan bentuk bebas, sebagian besar dikonjugasi dengan asam glukuroanat. Pemakaian antibiotik sangat mengurangi jumlah vitamin K dalam tinja, terutama yang merupakan hasil sintesis
c)      Akibat Kelebihan Vitamin K
1.      Hemolisis Sel Darah Merah
Kelebihan vitamin K dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah.Apa itu sendiri hemolisis? Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, dan hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya.Akibat dari hemolisis sel darah merah tentu adalah anemia.Penyebabnya hemolisis ini ada dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.Biasanya pasien yang mengalami hemolisis ini terjadi meningkatnya LDH serum dan menurunnya haptoglobin.Spesifitasnya mencapai 90%.Sebenarnya hemolisis anemia ini sangat banyak sebabnya. Bisa dari obat-obatan, keracunan vitamin K, sampai kelainan hal lain seperti infeksi, masa kehamilan, dan autoimun.
2.      Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh adanya perubahan warna pada kulit, bagian bola mata (putih mata), kelenjar ludah, serta adanya peningkatan bilirubin pada tubuh manusia.Jadi semua bertolak pada bilirubin yang mengakibatkan penyakit ini terjadi.Biasanya menyerang pada bayi yang baru lahir.Tentu kelebihan vitamin K dapat memicunya juga.Tentu tanda utama adanya hemolisis pada sel darah merah.Pada bayi hal ini bisa terjadi.Walau adanya gangguan pembuangan bilirubin lebih banyak kasus yang mengakibatkan penyakit kuning ini.Jika terjadi pada orang dewasa, penyakit kuning ini menjangkiti mereka yang sering meminum alkohol.Berlebihannya alkohol inilah yang dapat mengakibatkan peradangan dan kelainan pada hati.Sehingga pembuangan bilirubin terganggu.Penyakit kuning ini perlu dikontrol oleh dokter. Baik pasien yang menderita di usia bayi ataupun yang sudah dewasa. Tentu jika sebelumnya mengkonsumsi suplemen vitamin K berlebih, perlu dikurangi agar penyakit ini bisa diobati.Namun jika tidak karena kelebihan vitamin K, ada baiknya penanganan dokter lebih utama.
3.      Kerusakan Pada Otak
Karena vitamin K ini larut dalam lemak, sehingga setiap vitamin K yang terkandung akan tersimpan di hati. Tentu kelebihan vitamin K mengakibatkan kinerja hati berlebih.Mengeluarkan bilirubin yang salah pada tempatnya.Mengakibatkan warna kulit dan mata berubah.Namun juga bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Pada normalnya sebanyak 40% vitamin K yang diserap akan dikeluarkan melalui empedu dan 20% melalui urin. Ternyata simpanan di hati vitamin K3 atau sintesa ini mencapai 90%.Itupun dari sumber makanan alami. Jika dibebani dengan konsumsi suplemen vitamin K yang tidak tepat, mengakibatkan racun pada hati akan menyebar melalui pembuluh darah. Jika sampai di otak bisa mengakibatkan kerusakan otak.
d)     Akibat Kekurangan Vitamin K
1.      Menurunnya Kepadatan Tulang
Ternyata tulang pun kepadatannya ada hubungannya dengan vitamin K ini. Diketahui osteocalcin, suatu senyawa protein yang berperan penting di dalam proses penyerapan kalsium, pengikatan kalsium, dan mineralisasi tulang sehingga kepadatan tulang tetap terjaga. Nah, vitamin K inilah yang membantu sistem sintesa zat tersebut.Dengan semakin terpenuhinya vitamin K ini maka kepadatan tulang pun bisa ditingkatkan.
Jika anda sadar bahwa ternyata tulang sangat berperan penting dalam pembentukan tulang yang padat serta menunjang aktivitas normal lainnya.Sehingga kurangi akibat kekurangan vitamin K yaitu tulang keropos dengan mengkonsumsi makanan bervitamin K. Asupan vitamin K memang banyak simpang siur atas berapa takaran yang jelas untuk mengkonsumsinya.Namun ternyata minimal konsumsi harian vimtain K ini bisa dimulai dari 50 mikrogram sampai 150 mikrogram. Dan bisa dipenuhi hanya dengan konsumsi susu rendah lemak serta tinggi kalsium dan vitamin K.
2.      Berakibat Buruk pada Pasien Kanker
Hampir semua vitamin itu dapat menekan pertumbuhan kanker, dapat menjadi obat dan terapi bagi penderita penyakit kanker.Vitamin K adalah salah satu dari vitamin tersebut. Pasien yang menderita kanker namun tidak mendapat asupan vitamin K, akan mengalami kekambuhan kanker kembali walaupun sudah dinyatakan sembuh. Untuk itulah vitamin K tetap harus dikonsumsi untuk dapat bertahan dari serangan kanker.
Vitamin K dikenal sebagai vitamin yang membantu dalam pembentukan pembekuan darah.Vitamin K ini ada 3 jenis yaitu vitamin K1, K2, dan K3.Vitamin K memiliki sifat tahan panas, dan diserap diusus halus dengan bantuan empedu dan cairan pangkreas.Vitamin K3 adalah vitamin K sintetik.Tentu vitamin K3 inilah yang mengakibatkan seseorang bisa mengalami kelebihan vitamin K. Karena vitamin K1 yaitu filokion dihasilkan dari sayuran. Sedangkan vitamin K2 yaitu menakinon dihasilkan dari ikan dan daging
2.5              Vitamin B
Vitamin BSecara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
2.6              Vitamin B1 
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
2.7              Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia.Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
2.8              Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
2.9              Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh.Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

2.10          Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan.Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
a)      Farmakodinamik Obat
Pemberian piridoksin secara oral dan parenteral tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang nyata.Dosis sangat besar yaitu 3-4 g/kg BB menyebabkan kejang dan kematian pada hewan coba tetapi dosis kurang dari ini umumnya tidak menimbulkan efek   yang jelas. Piridoksal  fosfat  dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan  penting  dalam   metabolisme berbagai asam  amino, di antaranya dekarboksilasi, transminasi, dan rasemisasi triptofan, asam-asam amino yang bersulfur dan asam amino hidroksida (Dewoto 2007)
b)     Farmakokinetik Obat
Piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.   Metabolit terpenting dari ketiga  bentuk  tersebut adalah 4-asam piridoksat. Ekskresi melalui   urin  terutama  dalam  bentuk  4-asam piridoksat dan piridoksal (Dewoto 2007).
c)      Indikasi
Pencegahan dan pengobatan defisiensi B6, diberikan bersama vitamin B  lainnya  atau   sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B kompleks. Indikasi lain adalah untuk mencegah dan mengobati neuritis perifer  oleh obat seperti  INH,   sikloserin, hidralazin, penisilamin yang bekerja sebagai antagonis piridoksin dan/atau  meningkatkan ekskresinya melalui urin. Pemberian pada wanita yang menggunakan   kontrasepsi  oral   yang   mengandung   estrogen   juga   dibenarkan   karena   kemungkinan   terjadinya defisiensi piridoksin pada wanita-wanita tersebut.  Piridoksin juga dilaporkan     dapat  memperbaikin  gejala keilosis, dermatitis seboroik, glositis, dan stomatitis  yang   tidak memberikan respon terhadap tiamin, riboflavin, dan niasin  serta  dapat  mengurangi   gejala-gejala yang menyertai tegangan prahaid (pramesntrual tension). Indikasi lain yaitu untuk anemia yang responsive terhadap piridoksin yang biasanya sideroblastik dan mungkin disebabkan kelainan genetik (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).

d)     Kelebihan Vitamin B1
Kelebihan vitamin B1 bisa berakibat penyakit seperti ruam kulit, hipertensi (tekanan darah tinggi), palpitasi jantung, agitasi.Akan dibahas satu persatu tentang akibat kelebihan vitamin B1 ini. Pertama akan dibahas tentang ruam kulit.
1.      Ruam Kulit
Ruam kulit ini biasanya terjadi sementara akibat pembuluh darah atau kapilari yang sesak.Dengan begitu sebab dari ruam kulit ini banyak sekali.Bisa karena kulit terkena zat kimia, kotoran hewan yang tidak dibersihkan, atau karena virus dan bakteri.Tapi karena kelebihan vitamin B1 pun bisa mengakibatkan ruam pada kulit.Ruam ini bermacam-macam bentuknya.Yang pasti pada saat kulit teriritasi dengan menjadi merah, bengkak, atau berbintik dan berbintil seperti bisul lalu ada gejala gatal-gatal yang mengikutinya.Bahkan biasanya ruam ini meluas tidak pada satu daerah kulit saja.Pengobatannya tentu menggunakan salep kulit dari dokter untuk jenis ruam kulitnya dan juga mengurangi penggunaan vitamin B1.
2.      Hipertensi
Hipertensi ini adalah adanya tekanan darah tinggi pada arteri di tubuh yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras.Hipertensi inilah yang memicu adanya penyakit stroke, gagal jantung, dan ginjal kronis.Akibat dari seseorang mengkonsumsi vitamin B1 berlebihan menyebabkan ginjal bermasalah.Untuk itu ada pentingnya untuk mengkonsultasikan hipertensi anda ke dokter. Dengan cara pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, fungsi ginjal, karena ginjal yang mengalami fungsi yang tidak semestinya bisa terjadi akibat kelebihan vitamin B1 yang mengendap di dalam tubuh. Setelah diketahui ada tidaknya hipertensi dalam tubuh, perlu adanya keseimbangan kembali mengkonsumsi sayuran dan buah serta berolah raga rutin.

3.      Palpitasi Jantung
Palpitasi jantung adalah jantung berdebar keras.Biasanya akibat dari hyperkalemia. Yaitu adanya kadar kalium yang tinggi pada darah. Biasanya ginjal akan mengeluarkan kalium ini dalam urin sehingga kalium tidak berlebihan di tubuh. Karena dampak konsumsi vitamin B1 berlebihan yang menyebabkan pengendapan di ginjal, maka dari itu, kalium pun menjadi lebih banyak di darah.sehingga menyebabkan ginjal yang seharusnya bisa mengeluarkan kalium dalam jumlah tertentu pun jadi terbebani sehingga ikut memperparah ginjal yang sudah terbebani vitamin B1. Secara berkelanjutan, palpitasi jantung bisa menyebabkan gagal jantung dan serangan jantung. Pemeriksaan adanya kelebihan kadar kalium bisanya menggunakan pemeriksaan EKG.
4.      Agitasi
Agitasi atau kegelisahan, masalah pada diri yang mudah emosi bisa terjadi akibat kelebihan vitamin B1 ini.Atau gangguan psikomotor dimana memiliki karakteristik peningkatan aktivitas motorik.Seperti seseorang sering mengalami gelisah, mondar-mandir tidak jelas, meremas tangan karena panik, dan hal-hal kegiatan yang dianggap aneh dari kebiasaan umumnya. Jika agitasi ini akut, kegiatan seseorang itu bisa melukai orang lain. Bisa mencakar, menggigit lidah atau bibir sendiri.Agitasi terjadi akibat kelebihan vitamin B1 dan biasanya kekurangan vitamin B6. Sehingga vitamin B kompleks yang seharusnya dipenuhi dengan artian adanya keseimbangan antara vitamin B yang satu dengan yang lain tidak terpenuhi. Ada baiknya butuh penanganan dokter lebih lanjut. Karena berbeda dari akibat lain dari kelebihan vitamin B1 diatas, agitasi lebih sulit didiagnosa dengan eratnya penyakit ini dengan psikologi seseorang.
e)        Defesiensi Vitamin B1
1.      Penyakit Beri-beri
Apakah penyakit beri-beri ini juga disebabkan kekurangan vitamin B1.Penyakit beri-beri ini ada 3 jenis.Yaitu beri-beri kering, basah dan jantung.Untuk beri-beri kering biasanya ditandai oleh kaki kesemutan kemudian menebal, otot mudah lelah. Pada fase yang lebih akut, penderita akan kehilangan daya berjalannya. Hingga berjalan seperti ayam.Bagian pernafasan sesak dan jantung mudah sekali berdebar padahal tidak bekerja dengan keras.Jika dibiarkan, penderita bisa meninggal dunia.Untuk beri-beri basah biasanya ditandai oleh pembengkakan pada hampir semua bagian tubuh.Jika pada bagian tubuh yang bengkak tersebut dipencet, bekas pencetan tersebut tidak mudah kembali dan terasa sakit.Untuk beri-beri jantung biasanya ditandai oleh tekanan sesak di ulu hati, sesak nafas dan jantung.Beri-beri jantung bisa membuat penderitanya meninggal dunia dalam waktu singkat.
2.      Menyebabkan Sindrom Wernicke-Korsakoff
Apa itu sindrom wenicke-korsakoff? Adalah juga merupakan beri-beri otak.Tentu menyerang otak yang merupakanan kelainan neurologis. Salah satu fungsi thiamin adalah mengoptimalkan sel-sel otak agar dapat menghasilkan energi dari gula kemudian saat kadar thiamin dalam otak rendah, sel otak tidak mampu menghasilkan energi yang mencukupi untuk menjalankan fungsinya. Sindrom ini ditandai dari kebingungan akut dan amnesia pada penderitanya.Hal ini sering terjadi pada seseorang alkoholik yaitu pengkonsumsi minuman alkohol dalam jumlah besar.Alkohol inilah yang menyebabkan vitamin B1 sulit dipasok ke dalam otak sehingga mengakibatkan penyakit beri-beri otak.Gejala lebih jelas dari penyakit ini adalah ada 3 gejala yaitu Nystagmus, Ataksia, Opthalmoplegia.
Nystagmus sering ditandai dengan rasa pusing dan mual.Sedangkan untuk Ataksia adanya kerusakan pada saraf tulang belakang akibat sereberum yang terganggu.Akibatnya koordinasi sistem gerak tubuh terganggu dan kesimbangan tubuh pun terganggu.Opthalmoplegia adalah gejala yang timbul yang terjadi saat otak tidak lagi bekerja secara semestinya.Bahkan terjadi salah pengiriman informasi saraf pada organ bagian mata.Gejala ketiga diatas perlu diawasi.Jika hal tersebut terjadi segerakan untuk membawa ke dokter karena kekurangan vitamin B1 dalam tubuh bisa memburuk.
3.      Gangguan Fungsi lambung
Kekurangan vitamin B1 ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi lambung dalam menyerap sari makanan yang sudah masuk ke dalam tubuh.Jika kekurangan vitamin B1 ini berkelanjutan bisa menyebabkan bobot berat badan berkurang.Gangguan fungsi lambung ini terjadi biasanya seseorang tidak membiasakan diri untuk makan makanan bergizi seperti sayuran hijau seperti bayam dan buncis.Kurangnya mengkonsumsi buah juga menyebabkan kurangnya vitamin B1 dan menyebabkan fungsi lambung terganggu.Akibatnya rendahnya minat makan pada seseorang dan berat badan bisa menurun.

4.      Gangguan Mental atau Emosi

Gangguan mental atau emosi bisa terjadi pada seseorang yang mengalami kekurangan vitamin B1.Mengapa bisa terjadi?Diketahui bahwa kekurangan vitamin B1 ini ternyata menyebabkan gangguan pada selaput syaraf.Kemudian penderita mengalami hilangnya ingatan dan bisa menyebabkan kepikunan (jika sudah parah) bahkan gangguan mental yang bisa lebih parah.Bahkan glukosa yang sehausnya dibutuhkan oleh otak yang dibawa oleh darah juga terhalang.Mengakibatkan kecepatan motorik, kekacauan mental, dan juga gangguan pada fungsi kognitif dan daya ingat.Bisa sampai separah ini tentu karena mengabaikan vitamin B1 yang seharusnya diasup oleh tubuh.Jangan menyepelekan vitamin yang seharusnya bisa masuk ke dalam tubuh anda.

5.      Sembelit

Sembelit yang terjadi bisa karena kekurangan vitamin B1.Gangguan pencernaan atau penyerapan gizi pada usus dapat mengakibatkan sembelit.Sembelit sendiri berarti gangguan dalam pengeluaran feses.Pada usus besar air diabsorbsi serta sisa makanan dibusukkan menjadi feses.Jika usus terganggu akibat kekurangan vitamin B1. Maka akibatnya pembentukan feses pun terganggu. Sehingga dalam keadaan normalnya manusia dimana buang air besar dilakukan sehari sekali.Tapi jika sembelit bisa 2-3 hari sekali baru bisa buang air besar.Inilah mengapa konsumsi buah, sayuran yang banyak mengandung vitamin B1 harus terus dikonsumsi.

6.      Kegagalan Jantung

Kegagalan jantung bisa terjadi akibat kekurangan vitamin B1.Kardiovaskuler adalah salah satu penyakit akibat kekurangan vitamin B1 ini.Penyakit ini lebih kepada kinerja jantung yaitu pembuluh darah pada jantung.Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat mempertahankan curah jantung yang tinggi dan terjadi kegagalan. Ditemukannya kegagalan jantung adanya pelebaran pembuluh vena, sesak nafas, dan diperlukan pengobatan dengan pemberian vitamin B1 pada pembuluh darah sebanyak lebih dari 10 kali dosis harian selama 2 harian. Bahkan juga ditambahkan konsumsi vitamin B1 seperti kapsul.

2.11.    Vitamin C
a)      Farmakodinamik
Vitamin C berperan sebagai kofaktor dalam sejumlah reaksi hidroksilasi dan amidasi dengan memindahkan electron ke enzim yang ion logamnya harus berada dalam keadaan tereduksi; dan dalam keadaan tertentu bersifat sebagai antioksidan.Vitamin C dibutuhkan untuk mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin pada sintesis kolagen.Perubahan asam folat menjadi asam folinat, metabolisme obat oleh mikrosom dan hidroksilasi dopamine menjadi norepinefrin juga membutuhkan vitamin C. Asam askorbat meningkatkkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon diuretik.Vitamin C juga meningkatkan absorpsi besi dengan mereduksi ion feri menjadi fero di lambung.Peran vitamin C juga didapatkan dalam pembentukan steroidadrenal (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).
Fungsi utama vitamin C pada jaringan adalah dalam sintesis kolagen, proteoglikan zat organik matriks antarsel lain misalnya pada tulang, gigi, dan endotel kapiler. Peran vitamin C dalam sintesis kolagen selain pada hidroksilasi prolin juga berperan pada stimulasi langsung sintesis peptide kolagen.Gangguan sintesis kolagen terjadi pada pasien skorbut.Hal ini tampak pada kesulitan dalam penyembuhan luka, gangguan pembentukan gigi, dan pecahnya kapiler yang mengakibatkan petechiae dan echimosis.Perdarahan tersebut disebabkan oleh kebocoran kapiler akibat adhesi sel-sel endotel yang kurang baik dan mungkin juga karena gangguan pada jaringan ikat perikapiler sehingga kapiler mudah pecah oleh penekanan (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).
Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak menunjukkan efek farmakodinamikyang jelas. Namun pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkangejala penyakit denga cepat.
b)     Farmakokinetik
Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorpsi. Kadar dalam lekosit dan trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan eritrosit. Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal yaitu 1,4 mg% (Dewoto 2007).
Beberapa obat diduga dapat mempercepat ekskresi vitamin C misalnya tetrasiklin,fenobarbital, dan salisilat.Vitamin C dosis besar dapat memberikan hasil false negativepada uji glikosuria (enzymedip test) dan uji adanya darah pada feses pasien karsinomakolon.Hasil false positive dapat terjadi pada clinitest dan tes glikosuria dengan larutanBenedict.
c)      Indikasi
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.Selain itu, vitamin C juga digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C dan seringkali digunakan dengan dosis besar.Namun, efektivitasnya belum terbukti.Vitamin C yang mempunyai sifat reduktor digunakan untuk mengatasi methemoglobinemia idiopatik meskipun kurang efektif dibandingakan dengan metilen blue.Vitamin C tidak mengurangi insidens common cold tetapi dapat mengurangi berat sakit dan lama masa sakit (Dewoto 2007).
d)     Dampak Kelebihan Vitamin C
Dampak kelebihan vitamin C bagi yang belum pernah mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi ini adalah sakit kepala, mual, muntah, perut sakit, kram usus, diare, gangguan pencernaan, kelelahan, mengantuk, kemudian iritasi di kerongkongan, hingga pengeroposan gigi. Dampak kelebihan vitamin C ini cukup banyak.Tentu dari banyaknya potensi yang diderita kelebihan vitamin C janganlah sampai melebihi dari anjuran pada kemasan suplemen jika Anda menggunakan suplemen vitamin C.
Dengan konsumsi berlebihan dari vitamin C, maka akan memperberat kinerja ginjal. Bagi seseorang yang mengalami gagal ginjal, konsumsi vitamin C akan buruk jadinya. Sedangkan vitamin C dosis tinggi juga tidak boleh dikonsumsi oleh penderita batu ginjal.Vitamin C yang larut dalam air berarti membuat pengeluaran urin yang mengandung vitamin C jadi meningkat dibandingkan biasanya.Bahkan batu ginjal pun lebih mudah terbentuk nantinya.
Selain itu dapat juga mengakibatkan insomnia (sulit tidur).Untuk ibu hamil, tidak dianjurkan mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi pada bulan-bulan pertama kehamilan.Karena dapat memicu keguguran janin yang dikandungnya akibat adanya tekanan progesteron. Bagi mereka yang memiliki kadar zat besi tinggi atau pada orang yang penyakit kelebihan zat besi (hemochromatosis) tidak dianjurkan mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi dimana vitamin C membantu penyerapan zat besi ke dalam tubuh lebih cepat.

e)      Daefesiensi Vitamin C
1.      Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk, dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengal-sengal kemudian pingsan.Anemia sendiri adalah penyakit dimana tubuh kekurangan sel darah merah.Sel darah merah dihitung dalam jumlah hemogoblin.Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa kehamilan.Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat besi.Dengan mengkonsumsi juga vitamin C untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi tersebut.Konsumsi zat besi bisa pada ikan, daging dan sayur-sayuran.Hindari juga ketergantungan pada obat atau menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali ke jumlah semula.
2.      Kulit Kering, Kasar, dan Bersisik
Kulit kering juga bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh. Pada saat kulit kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah. Misalnya saja saat Anda mencoba menggarukkan kuku Anda ke kulit maka dengan jelas ada guratan putih, maka kulit anda menandakan kulit yang kering. Banyak cara untuk menganggulangi kulit kering ini. Atau pada sela – sela jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput maka sangat mungkin anda sendang kekurangan vitamin C. Sebabnya banyak, bisa jadi terpapar sinar matahari terlalu lama juga bisa mengakibatkan kulit kering.Lalu atasilah dengan mengkonsumsi vitamin C secara harian.
3.      Pendarahan Internal (haemorhages)
Pendarahan ini biasanya pada pendarahan kelopak mata, selaput jala mata, dan memungkinkan untuk mengakibatkan katarak. Saat kekurangan vitamin C maka pembuluh darah yang berada pada sekitar mata akan sulit melunak sehingga terjadi pendarahan dalam. Vitamin C inilah yang berfungsi dalam melunakkan pembuluh darah, serta memelihara sel-sel yang ada.Serta melindungi mata pada oksidasi yang ada sehingga mata tidak mudah mengalami penyakit pendarahan internal.Mengkonsumsi vitamin C harian mampu mencegah dari pendarahan internal ini.
4.      Radang Gusi (Gingivitis)
Biasanya radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi karang gigi.Akibat dari penggunaan benang permbersih gigi.Kemudian karang gigi tersebut mengakibatkan gusi berdarah.Selain itu, kekurangan vitamin C menyebabkan gusi mudah berdarah sehingga peradangan pun terjadi. Gusi meradang yaitu gusi akan tampak lebih merah dari yang gusi lain, gusi akan tampak bengkak dan jika disentuh mudah digerakkan, lalu merasa nyeri dan gusi mulai berdarah. Konsumsi vitamin C untuk menanggulangi adanya radang gusi ini.
5.      Tulang Menjadi Kurang Stabil
Kurangnya konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan perubahan pada tulang rawan yang mendukung tulang biasa.Walaupun sebenarnya mengkonsumsi kalsium juga mampu dalam pembentukan tulang menjadi stabil namun kekurangan vitamin C dapat mempengaruhi penyakit-penyakit yang menyerang tulang.Dengan kurangnya vitamin C maka hubungan antar jaringan tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini tulang rawan dan tulang biasa hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian vitamin C tetap harus dilakukan untuk mencegah tulang menjadi kurang stabil.
6.      Kerusakan pada Jaringan Jantung
Jantung juga menjadi lebih kuat dengan mengkonsumsi rutin vitamin C ini.Saat konsumsi vitamin C berkurang, maka susunan sel pada pembuluh darah pun rusak, kerusakan pun akhirnya terjadi pada dinding-dinging jantung. Sel yang rusak akan diisi oleh kolesterol dan penyakit jantung pun bisa terjadi dengan banyaknya kolesterol yang terisi pada sel yang rusak ini. Sehingga otot jantung pun melemah. Mengkonsumsi vitamin C inilah yang akan menyehatkan otot jantung yang terdiri dari jaringan pembuluh darah dan memacu kolesterol yang dibuang melalui asam empedu.
7.      Penurunan Kemampuan Melawan Infeksi
Sistem imun manusia juga dapat menurun.Seperti pada artikel tentang vitamin C yang telah dibuat sebelumnya, dimana kekurangan vitamin C dapat menurunkan sistem imunitas tubuh.Sehingga infeksi terhadap bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh tidak mampu ditangkal.Seperti seseorang terkena flu adalah bentuk tubuh tidak mampu melawan infeksi dari luar tubuh.Konsumsilah vitamin C agar kemampuan imunitas tubuh tidak lagi menurun akibat rutinitas yang sibuk dan padat.
8.      Penurunan Tingkat Penyembuhan Luka
Vitamin C ini berperan dalam pembentukan kolagen.Kolagen inilah yang merupakan serabut kuat yang dibutuhkan di setiap tubuh.Jaringan kolagen inilah yang membantu tubuh dalam penyembuhan luka.Karena kolagen juga terdapat di pembuluh darah.Cegah penurunan tingkat penyembuhan luka tentu dengan konsumsi vitamin C. Belum kami bahas disini berapa yang dibutuhkan tubuh untuk vitamin C ini.
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.